Untuk meningkatkan kuantitas bahan literasi, Dana Desa juga harusnya bisa dimanfaatkan untuk membeli buku atau penyediaan akses internet
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda mendorong munculnya penggerak literasi di desa untuk meningkatkan akses literasi di desa.

“Rendahnya tingkat literasi di Indonesia memang mengkhawatirkan. Dibutuhkan keseriusan dari semua pihak agar tingkat literasi Indonesia bisa segera meningkat,” ujar dia dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dengan tingkat literasi rendah. Rendahnya tingkat literasi di Indonesia juga tercermin dari program penilaian pelajar internasional atau Programme for Intenational Student Assement (PISA).

Berdasarkan hasil PISA 2018, diketahui jika dalam literasi Indonesia hanya menduduki peringkat 72 dari 77 negara.

“Fakta ini tentu memprihatinkan karena tingkat literasi menunjukkan banyak hal seperti cara kita berpikir, bersikap, dan cara kita menyelesaikan masalah. Kalau tingkat literasi kita rendah maka bisa jadi ada yang salah dari cara kita berpikir, bersikap, maupun dalam menyelesaikan masalah,” kata dia.

Baca juga: Komisi X DPR apresiasi upaya pemerintah tingkatkan literasi

Huda mengatakan banyak hal yang menjadi pemicu rendahnya tingkat literasi di Indonesia, mulai dari rendahnya minat baca, terbatasnya bahan literasi, hingga tidak meratanya akses ke bahan literasi di suatu wilayah dengan wilayah lain.

Bahkan, survei yang dilakukan oleh Bank Dunia tentang Indikator Pelayanan Pendidikan 2020 menunjukkan bahwa hanya 47,4 persen siswa di Indonesia yang mempunyai akses ke buku pelajaran.

“Dengan kondisi geografis Indonesia yang begitu besar terkadang akses ke bahan literasi antarwilayah juga berbeda. Sebagai contoh tentu akses ke bahan literasi bagi warga Jakarta sekitarnya akan jauh lebih mudah dibandingkan akses ke bahan literasi bagi warga Papua,” terang dia.

Koordinator Gerakan Literasi Parlemen itu juga memberikan apresiasi terhadap Gerakan Sejuta Buku bagi Taman Bacaan Masyarakat.

Baca juga: Penguatan minat baca masyarakat harus dimulai dari desa

Dia pun berkomitmen untuk mendorong 18.000 anggota parlemen, baik di tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota untuk melakukan donasi lima buku dalam setiap bulan.

“Langkah ini untuk meningkatkan ketersediaan bahan literasi. Dengan semakin banyak buku bacaan yang tersedia akses warga terhadap bahan literasi pun semakin meningkat. Kami akan bekerja sama dengan komunitas taman bacaan masyarakat untuk mendistribusikan donasi buku ini ke seluruh pelosok Indonesia,” kata dia.

Ia mendorong terbentuknya pegiat literasi desa. Keberadaan pegiat literasi desa akan menjadi salah satu solusi untuk mendorong minat baca warga, membuka akses ke bahan literasi, hingga membuka kerja sama dalam meningkatkan bahan literasi.

Pembentukan pegiat literasi desa tersebut bisa dilakukan dengan peningkatan sinergi lintas kementerian, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

“Untuk meningkatkan kuantitas bahan literasi, Dana Desa juga harusnya bisa dimanfaatkan untuk membeli buku atau penyediaan akses internet,” kata dia.

Baca juga: Perpusnas : Perpustakaan desa tingkatkan produktivitas masyarakat
Baca juga: Kemendes-Perpusnas kerja sama atasi rendahnya literasi desa


Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020