Perlu juga dilakukan penggalian tradisi seperti cerita asal, mitos, artefak
Jakarta (ANTARA) - Kepala Balai Taman Nasional Komodo (TNK), Lukita Awang Nistyantara memaparkan sejumlah peluang yang dimiliki Desa Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju desa wisata berbasis budaya maritim.

"Peluang tersebut berupa tren pasar pariwisata dunia yang berpihak pada lingkungan dan masyarakat lokal," kata dia saat diskusi daring dengan tema peluang dan pengembangan Desa Komodo menuju desa wisata berbasis budaya maritim yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Desa Komodo merupakan salah satu desa yang berada di dalam kawasan TNK dengan luas 26 hektare dan memiliki jumlah penduduk 1.800 jiwa atau 500 kepala keluarga.

Dengan keberadaannya di lingkup TNK, berbagai peluang pengembangan tersebut terbuka lebar menuju desa wisata berbasis budaya maritim.

Selain itu, sebagai satu-satunya taman nasional yang mengemban dua status internasional sekaligus yakni cagar biosfer dan warisan dunia, peluang tersebut makin terbuka lebar, ujar Lukita Awang.

Peluang lainnya yang dimiliki oleh Desa Komodo didukung oleh TNK dan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas.

Baca juga: Dosen UI rancang strategi pengembangan Desa Wisata Komodo

Baca juga: Populasi komodo di TNK masih stabil


Selain adanya poin-poin penguat menuju desa wisata berbasis budaya maritim, juga terdapat kelemahan atau kekurangan di Desa Komodo di antaranya pemukiman atau rumah warga yang belum tertata dengan rapi dan kesadaran kebersihan masih rendah.

Selain itu, di desa itu juga belum ada fasilitas pengelolaan sampah, kesenian tradisional semakin memudar hingga dana desa belum teralokasi secara khusus untuk wisata karena baru fokus pada infrastruktur.

Untuk mencapai tujuan desa wisata berbasis budaya maritim, Lukita mengatakan terdapat beberapa strategi di antaranya perlu dilakukan eksplorasi serta diversifikasi objek wisata bahari maupun terestrial.

Kemudian, kapasitas masyarakat setempat juga harus ditingkatkan melalui pelatihan dan keterampilan serta usaha ekonomi.

"Perlu juga dilakukan penggalian tradisi seperti cerita asal, mitos, artefak, permainan, kesenian ritual kuliner, pengobatan tradisional dan sebagainya," ujar dia.

Tidak hanya itu, perbaikan sarana pendukung wisata misalnya dermaga dan toilet umum juga harus dilakukan agar peluang menuju desa wisata berbasis budaya maritim terwujud.

Baca juga: Peneliti LIPI: rumah penetasan lebih efektif tingkatkan populasi komodo

Baca juga: Dua desa di kawasan Taman Nasional Komodo kini dialiri listrik 24 jam

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020