Jakarta (ANTARA) - Komunitas warga negara Indonesia (WNI) di Korea Selatan dan KBRI Seoul akhir pekan ini (2/1) membahas peresmian Forum Komunikasi Organisasi Masyarakat Indonesia (Forkomasi) demi mewadahi berbagai organisasi dan kegiatan WNI di negara itu.

Informasi itu disampaikan oleh Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) Seoul melalui siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Peresmian forum komunikasi itu merupakan salah satu agenda acara doa lintas agama (Istighosah) yang diadakan oleh komunitas WNI di Korsel bersama KBRI Seoul.

Kegiatan itu, yang turut dihadiri oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dan Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi, diikuti oleh perwakilan dari 59 masjid Indonesia di Korea Selatan, 21 gereja Indonesia, 30 paguyuban dari berbagai daerah, dan WNI lainnya yang tinggal dan bekerja di Korsel.

"Istighosah ditutup dengan sarasehan lintas agama, (yang) membahas peresmian Forkomasi, yang nantinya bersama KBRI Seoul (akan, red) memayungi gerakan masyarakat Indonesia di Korsel, bergotong-royong mengatasi sebagian kesulitan sosial WNI yang tinggal di Korsel," kata KBRI Seoul lewat pernyataan tertulisnya.

Catatan KBRI Seoul per Maret 2020 menunjukkan ada sekitar 37.000 WNI di Korea Selatan, yang terdiri atas pekerja migran, anak buah kapal, mahasiswa/pelajar, dan pasangan hasil kawin lintas kebangsaan.

Menurut data Kementerian Luar Negeri RI, yang merujuk pada catatan KBRI Seoul per 28 Februari 2019, ada 28.167 pekerja migran dan 5.379 orang Indonesia Anak Buah Kapal (ABK) yang menetap di Korsel.

Dari catatan yang sama, ada sekitar 90 organisasi masyarakat Indonesia di Korsel, di antaranya Komunitas Muslim Indonesia (KMI) --yang memayungi kurang lebih 57 masjid dan mushola, Persekutuan Gereja Indonesia di Korea (PGIK) --yang menaungi 18 gereja, Indonesian Community Center (ICC), 32 paguyuban daerah; Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia Daegu (FKMID), Pumita Busan, Ajoy Jeju, Persatuan Pelajar Indonesia di Korea (Perpika),  Indonesian Muslim Society in Korea (Imuska), UT Korea, PCI-NU PCI Muhammadiyah dan komunitas lainnya.

Terkait dengan rencana peresmian forum komunikasi itu, Dubes Umar Hadi menyampaikan bahwa komunitas WNI di Korsel memiliki ikatan persaudaraan yang solid dan kompak.

Ia menekankan bahwa solidaritas antarsesama WNI harus diperkuat mengingat masih akan ada banyak tantangan dan kesulitan yang akan dihadapi pada 2021.

"Tahun telah berganti, tetapi tantangan besar masih dihadapi, terutama karena adanya pandemi COVID-19," kata Umar sebagaimana disampaikan oleh KBRI Seoul lewat siaran tertulisnya.

Dalam kesempatan itu, Umar juga mengajak komunitas WNI di Korsel berdoa bersama agar tiga WNI ABK yang hilang pada kecelakaan kapal di perairan dekat Pulau Jeju segera ditemukan.

"Tim KBRI saat ini masih berada di sana bersama lebih dari 1.000 personel Tim Badan Keamanan Laut Korsel untuk mencari secara besar-besaran keberadaan para korban. Untuk itulah kita berkumpul secara virtual pada malam ini untuk berdoa bersama agar pandemi ini segera berakhir, yang hilang srgera ditemukan, dan agar bangsa kita lekas pulih secara ekonomi,” kata Umar.

Baca juga: Tiga ABK WNI hilang di perairan Pulau Jeju, Korsel lanjutkan pencarian

Baca juga: Tim SAR temukan 1 jasad lagi di perairan Jeju, WNI ABK masih dicari

Baca juga: Korsel perluas larangan pertemuan kecil karena COVID-19


 

KBRI Seoul dampingi pemulangan 14 WNI ABK

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021