Program Kartu Petani Berjaya itu sakti, saya jamin dengan KPB kita bisa menyejahterakan petani, sehingga kita harus betul-betul mengerti permasalahannya...
Bandarlampung (ANTARA) -

Nilai ekspor sektor perikanan di Provinsi Lampung cukup menggembirakan dengan nilai Rp2,3 triliun pada  2020,  naik bila dibandingkan ekspor pada  2019 yang senilai Rp2 triliun.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pada Rapat Koordinasi Sektor Pertanian dan Perikanan Provinsi Lampung Tahun 2021 di Argopark Sabah Balau, Lampung Selatan, Senin, menyebutkan kendati produksi perikanan di masa pandemi COVID-19 secara kuantitatif belum mengalami peningkatan produksi yang signifikan, tapi dari sisi ekspor mengalami peningkatan, yakni dari sebanyak Rp2 triliun pada 2019 menjadi Rp 2,3 triliun pada 2020.

Baca juga: KKP dorong Unit Pengolah Ikan tingkatkan jumlah negara sasaran ekspor

Pada kesempatan tersebut Gubernur Arinal juga meminta budi daya ikan endemik lokal Provinsi Lampung ditingkatkan.

"Begitu juga dengan program pengembangan kawasan pertanian nasional, di mana Kabupaten Lampung Tengah sebagai pusat kawasan pembenihan, dan program Lampung sebagai lumbung ternak nasional," jelasnya.

Untuk itu, Gubernur Arinal Djunaidi berharap program Kartu Petani Berjaya (KPB) dapat benar-benar dijalankan . Selain untuk kesejahteraan petani dan mewujudkan rakyat Lampung berjaya, juga  untuk menyukseskan pengembangan pertanian nasional dalam mengatasi pandemi COVID-19.
.
"Program Kartu Petani Berjaya itu sakti, saya jamin dengan KPB kita bisa menyejahterakan petani, sehingga kita harus betul-betul mengerti permasalahannya, bagaimana benihnya, bagaimana pupuknya, apakah benar-benar tersedia, apakah teknologinya sudah diterapkan betul-betul, selama kita punya nafas, kita akan terus berjuang," tegas Arinal.

Baca juga: Lion Air buka rute Timika-Manado, dorong ekspor perikanan Mimika

Di sisi lain, produksi komoditas pertanian Lampung mengalami tren pertumbuhan di tahun 2020, antara lain jagung meningkat dari 2,37 juta ton di tahun 2019 menjadi 2,47 juta ton pada bulan Oktober 2020 dan diperkirakan menjadi 2,57 juta ton pada akhir tahun ini dengan share secara nasional sebesar 9,2 persen.

Kemudian ubi kayu diperkirakan meningkat dari 4,92 juta ton menjadi 5,07 juta ton dengan capaian sampai Oktober 2020 mencapai 4,55 juta ton dengan share secara nasional sebesar 30,14 persen.
.

Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021