sekarang semuanya sudah pulang ke rumah masing-masing
Sleman (ANTARA) - Pengungsi dari Dusun Kalitengah Lor, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, di barak pengungsian Glagaharjo saat terjadi erupsi Gunung Merapi pada Rabu (27/1) saat ini sudah pulang ke rumah masing-masing.

Pengungsi pulang karena potensi ancaman guguran awan panas cenderung ke arah barat daya.

"Sebelumnya saat terjadi erupsi dan awan panas guguran Merapi pada 27 Januari, sebanyak 41 warga Kalitengah Lor kembali diungsikan ke barak Glagaharjo. Namun sekarang semuanya sudah pulang ke rumah masing-masing," kata Kepada Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Jumat.

Baca juga: BPBD Boyolali bersihkan jalan terdampak abu Merapi

Menurut dia, para pengungsi diizinkan kembali ke rumah karena pertimbangan Dusun Kalitengah Lor ini berada di lereng Merapi sisi timur, sedangkan saat ini arah luncuran awan panas Gunung Merapi dominan ke arah barat daya di hulu Sungai Boyong dan Krasak.

"Namun jika dalam perkembangannya kondisi di Dusun Kalitengah Lor dirasa tidak aman, maka warga di dusun tersebut diungsikan kembali ke barak Glagaharjo," katanya.

Warga kelompok rentan di Kalitengah Lor ini sebelumnya setelah aktivitas Gunung Merapi naik menjadi "Siaga" atau Level III pada 5 November 2020 telah diungsikan ke barak pengungsian Glagaharjo.

Baca juga: Gunung Merapi luncurkan awan panas guguran sejauh 2 km

Setelah ada rekomendasi dari BPPTKG Yogyakarta bahwa terjadi perubahan arah guguran material vulkanis Merapi yang dominan ke arah barat daya, maka pengungsi Dusun Kalitengah Lor ini diperbolehkan pulang ke rumah pada 26 Januari 2021.

Namun baru sehari pulang ke rumah, pada 27 Januari terjadi erupsi dan awan panas guguran di Gunung Merapi hingga sebanyak 56 kali, maka warga kelompok rentan di Kalitengah Lor ini kembali diungsikan ke barak Glagaharjo.

Makwan mengatakan saat ini pengungsi erupsi Merapi yang masih berada di barak yakni warga kelompok rentan dari Dusun Turgo, Kecamatan Pakem yang diungsikan ke barak Purwobinangun di Watuadeg, Purwobinangun.

Baca juga: BPBD Sleman evakuasi warga rentan lereng Merapi ke barak pengungsian

"Saat ini di barak pengungsian Purwobinangun terdapat sebanyak 159 pengungsi dari Dusun Turgo," katanya.

Pengungsi tersebut terdiri dewasa laki-laki 37 orang dan perempuan 48 orang, anak laki-laki 14 perempuan 1, bayi laki-laki 2 perempuan 1, balita laki-laki 5, balita perempuan 2 dan ibu hamil 2 orang, ibu menyusui 3, lansia laki-laki 18 perempuan 16.

"Kemudian untuk pengungsi warga rentan di Dusun Ngrangkah yang dievakuasi ke Barak Barak Plosokerep Umbulharjo, Cangkringan sebanyak 10 jiwa terdiri dewasa dua orang, anak lima orang dan balita tiga orang. Semuanya ini masih dalam satu keluarga (KK)," katanya.

Baca juga: BPBD Sleman evakuasi warga Dusun Turgo ke barak Purwobinangun

Ia mengatakan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.

"Semua aktivitas penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III untuk dihentikan. Kawasan Wisata di wilayah Sleman yang di tutup sementara; Klangon, Bunker Kaliadem, Kinahrejo dan Wisata Religi Turgo," katanya.

Baca juga: Kemarin, data kerusakan gempa Sulbar sampai kendala vaksinasi COVID-19
 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021