Acara ini sangat menarik, sangat informatif, dan memperluas wawasan. Bincang ini membantu menemukan ide baru, inovasi, dan kreatifitas dalam bentuk batu mulia
Jakarta (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) terus mendorong bermunculannya wirausaha baru di bidang batu mulia di Tanah Air, sehingga memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Tim Bidang Wirausaha Baru Dekranas sekaligus Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian ESDM Ratna Arifin Tasrif dalam keterangannya yang dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Sabtu, mengatakan Dekranas bersama Kementerian ESDM menggelar acara Bincang Pasar Batu Mulia sebagai salah satu upaya memunculkan para wirausahawan baru batu mulia.

Kegiatan yang diselenggarakan secara virtual sebagai rangkaian Gelar Karya Wirausaha Baru ini menghadirkan perancang permata, batu mulia, dan nonbatu mulia sebagai pembicara.

Menurut Ratna, batu mulia yang ditambang di Indonesia tidak perlu lagi diproses di luar negeri untuk dijual kembali kepada pembeli di Indonesia.

Baca juga: Berdayakan ekonomi rakyat, Dekranas gelar karya wirausaha batu mulia

"Batu mulia kita sangat melimpah. Saya rasa banyak barang-barang kita ke luar (negeri) dan setelah itu kita membelinya lagi. Mudah-mudahan dengan adanya webinar ini, masalah itu dapat teratasi dan diharapkan banyak wirausaha baru bermunculan sehingga memberikan kesejahteraan bagi perajin dan seluruh pihak yang terkait dalam pemanfaatan batu mulia," ujarnya.

Ratna melanjutkan melalui kegiatan Bincang Pasar Batu Mulia ini akan dapat menambah wawasan dan kreativitas untuk mengembangkan usaha di bidang batu mulia.

"Acara ini sangat menarik, sangat informatif, dan memperluas wawasan. Bincang ini membantu menemukan ide baru, inovasi, dan kreatifitas dalam bentuk batu mulia," ujar istri Menteri ESDM itu.

Bincang tersebut juga memberi kesempatan wirausaha batu mulia mempromosikan produknya, khususnya kepada anggota Dekranas yang memang ingin melihat hasil karya para desainer batu mulia ini.

Baca juga: Kementerian ESDM-Dekranas gelar diklat usaha batu mulia dan batu hias

"Dengan acara ini mudah-mudahan keinginan teman-teman (anggota Dekranas) untuk melihat hasil karya dari para desainer dapat terpenuhi," harapnya.

Salah satu pembicara pada webinar ini adalah Sariat, salah satu wirausahawan batu giok dari Aceh, pemilik Ashof Jade Jewellery di Jakarta. Sariat mengatakan batu giok adalah salah satu batu yang termahal di dunia dan di Indonesia baru ditemukan di Aceh.

Batu giok yang dijualnya pun unik, karena dibuat hand made oleh perajin dan dibuat secara khusus.

"Ini hand made, jadi hanya ada satu, kalau Bapak atau Ibu beli ini, ya hanya Bapak dan Ibu yang punya. Ini proses pembuatannya dua hingga tiga bulan, tergantung kerumitannya. Pembuatnya adalah perajin batu giok dari Aceh," jelasnya.

Wirausaha lainnya adalah Runi Pala, perajin emas, perak, dan platinum dari Bali, pemilik Runa Bali Jewelry. Runi memfokuskan usahanya pada perhiasan, silverware, dan aksesoris. Runi menggabungkan logam mulia dan batu mulia untuk menghasilkan produk yang cantik. Produk Runi pun sudah diekspor ke luar negeri, pasar terbesarnya adalah Jepang.

Baca juga: Mirah Tasrif resmikan kegiatan pelatihan pengusaha batu mulia

Kemudian ada Djunaedi, pengusaha batu mulia di Jakarta Gems Center. Djunaedi memasarkan produknya berfokus pada batu mulia yang dibalut kreativitas tinggi menjadi cincin, gelang, kalung, giwang, maupun aksesoris dan dekorasi lain dengan berbagai warna dan motif.

Walau dalam kondisi pandemi COVID-19, Djunaedi bersama rekannya tetap melakukan inovasi dengan membuat aksesoris yang bermanfaat saat ini, seperti pengait masker.

"Dalam kondisi seperti ini teman-teman tetap melakukan inovasi untuk menyambung hidup masing-masing. Bagaimana kita bisa manfaatkan kekayaan alam kita ini menjadi suatu yang bernilai. Batu punya andil dalam perkembangan perekonomian masyarakat kita, juga cukup mengangkat perajin di daerah dan pengusaha batu mulia," kata Djunaedi.

Desainer lain yang bergabung dalam webinar ini adalah Sujatmiko dari Gemafia, Reny Feby pemilik Reny Feby Jewelry, dan Farhad Zamrud dari Grup Permata.

Baca juga: Menengok sisa kejayaan batu akik di Pasar Rawa Bening

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021