Kami melakukan 'street feeding' di kawasan perumahan ditinggal mengungsi
Mamuju (ANTARA) - Klinik Hewan Darurat Gempa Sulawesi Barat telah menyalurkan satu ton makanan kucing di sejumlah titik terdampak gempa bumi berkekuatan 6, 2 magnitudo di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

Koordinator Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar drh Ma'ruf, di Mamuju, Selasa mengatakan, sejak klinik hewan tersebut dibuka, yakni pada 18 Januari 2021, pihaknya telah menerima donasi 1,3 ton pakan kucing.

Selain pakan kucing, Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar lanjut Ma'arif juga menerima donasi 248 kilogram makanan anjing.

"Sampai hari ini, kami telah mendistribusikan satu ton pangan kucing di sejumlah titik terdampak gempa, termasuk di wilayah yang sulit dijangkau, yakni di Kecamatan Malunda," kata Ma'ruf.

Ia mengatakan, sejumlah donatur telah menyumbangkan pangan untuk hewan terdampak gempa bumi di Sulbar, diantaranya, Cat Lover Sulteng, Center for Orangutan Protection (COP), Makassar Pet Clinic, kitabisa.com termasuk
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Bahkan, COP sendiri telah mengirimkan relawan untuk membantu pelayanan di Klinik Hewan Darurat Gempa yang berada di Kantor Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Tanaman Pangan Kabupaten Mamuju tersebut.

"Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada para donatur dan para relawan yang banyak membantu Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar. Klinik ini akan kami buka sampai masa tanggap darurat gempa bumi Sulbar, yakni pada 4 Februari 2021," terang Ma'ruf.
Relawan dari Center for Orangutan Protection (COP) memberikan pangan kucing kepada warga di Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar, Selasa (2/2). (ANTARA/Amirullah)

Sejak dibuka, Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar itu kata Ma'ruf, telah melakukan penanganan pada 122 kucing dan dua ekor burung yang terdampak gempa bumi berkekuatan 6, 2 magnitudo.

Umumnya lanjut dia, para hewan tersebut mengalami trauma psikis, yakni stres dan trauma yang menyebabkan penurunan nafsu makan, serta panik dan takut jika mendengar suara keras.

Bahkan kata Ma'ruf tiga ekor kucing mengalami gangguan saluran kencing akibat stres sehingga harus dikateter.

"Terparah yakni trauma fisik yakni patah tulang dan luka-luka akibat terkena reruntuhan bangunan yang ambruk sehingga terpaksa dilakukan amputasi," ujar Ma'ruf.

Selain melakukan perawatan kucing yang diantar para pemilik serta membagikan pakan, relawan di Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar juga tambah Ma'ruf melakukan "street feeding" pada hewan peliharaan yang terjebak di dalam reruntuhan bangunan yang ditinggal mengungsi.

Baca juga: PDHI Sulselbar tangani 30 kucing terdampak gempa

Baca juga: Damkar selamatkan anak kucing yang tersangkut di mulut galon


"Kami melakukan 'street feeding' di sejumlah kawasan perumahan yang ditinggal mengungsi pemiliknya," tutur Ma'ruf.

Dari pantauan di Klinik Hewan Darurat Gempa Sulbar, para warga terlihat terus mendatangi klinik tersebut untuk meminta makanan hewan, khususnya pakan kucing.

Bahkan salah seorang warga terlihat membawa seekor kucingnya yang terlihat dalam kondisi sangat lemah.

Kucing tersebut kemudian langsung diperiksa drh Ma'ruf selanjutnya diberikan infus.

"Kucing saya kemarin sudah melahirkan dan kondisinya lemah. Kata pak dokter, ada cairan di rahimnya sehingga harus dirawat di sini," kata bu Diah, warga Jalan RE Martadinata Mamuju.

Baca juga: Damkar Kembangan selamatkan kucing terjebak di celah rumah

Baca juga: Vaksinasi rabies di wilayah Jaksel capai 70 persen

Pewarta: Amirullah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021