berinisiatif menyumbangkan donasi penonton kepada sejumlah yayasan yatim piatu
Jakarta (ANTARA) - Seniman Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, menjaga produktivitas mereka selama pandemi COVID-19 melalui karya yang ditampilkan secara virtual.

"Kegiatan virtual tetap berjalan. Kita biasa 'shooting' ambil tempat di dalam, lalu latihan rutin dan memproses karya juga," kata seniman musik TMII Armen Suwandi di Jakarta, Rabu.

Armen berterima kasih kepada pengelola TMII yang telah memberikan ruang kepada seniman musik maupun budaya tradisional untuk memanfaatkan anjungan yang tersedia sebagai latar video.

Baca juga: Seniman TMII menanti solusi jitu dari pemerintah

Anjungan daerah TMII rutin dimanfaatkan para seniman sebagai latar untuk mengapresiasikan bakat mereka melalui tayangan virtual di akun media sosial, salah satunya adalah akun alexs aceh yang memiliki pengikut 1,1 juta lebih.

Karya yang mereka tampilkan di antaranya teaterikal budaya daerah, penampilan band musik hingga tari-tarian tradisional.

Melalui sajian video tersebut, Armen bersama rekan seprofesi membuka kesempatan berdonasi bagi penonton untuk membantu perekonomian seniman selama pandemi.

"Kalau sumbangan dari virtual tidak banyak juga. Hanya mereka yang peduli saja. Jumlahnya (donasi) bisa sampai Rp6 juta hingga Rp10 juta. Tapi kadang tidak ada juga," katanya.
Seniman Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, menjaga produktivitas mereka selama pandemi COVID-19 dengan berlatih dan memproduksi karya yang ditampilkan secara virtual di salah satu anjungan TMII, Rabu (3/1/2021). (ANTARA/HO-Seniman TMII).

Sebagian seniman, kata Armen, ada pula yang berinisiatif menyumbangkan donasi penonton kepada sejumlah yayasan yatim piatu.

"Mereka ada juga yang sumbang ke yatim piatu, walaupun sebenarnya untuk kita saja masih sangat kurang," katanya.

Baca juga: Penghasilan seniman TMII kini bergantung pada donasi

Kegiatan seni virtual itu dirancang secara rutin setiap akhir pekan di TMII bersama sejumlah komunitas seniman.

Komunitas seniman biasanya mengisi ruang di sejumlah anjungan untuk mempersiapkan produksi karya mereka.

"Jumlahnya banyak per anjungan, bisa sampai 20-40 orang. Namun kita dibatasi waktu paling lambat sampai menjelang Maghrib. Kadang ada juga yang bandel, mereka beraktivitas sampai jam 20.00 WIB," katanya.

Baca juga: Seniman TMII alih profesi akibat kosongnya jadwal pentas

Armen juga memastikan bahwa seniman TMII patuh pada penerapan aturan protokol kesehatan selama pandemi. "Kemudahan boleh ada, tapi kegiatan tetap jaga jarak. Setiap weekend memang menjadi perjalanan teman-teman seniman bekerja," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021