Muhammadiyah akan terus memanfaatkan perangkat yang telah kita kembangkan bersama untuk meningkatkan respons COVID-19 di jaringan rumah sakit kami, dan juga dapat diterapkan di rumah sakit lain di Indonesia,
Jakarta (ANTARA) - Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) bermitra dengan Muhammadiyah dan Kementerian Kesehatan RI meluncurkan sistem informasi yang berfungsi sebagai wadah pembelajaran digital untuk meningkatkan penanganan kasus COVID-19 di jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (RSMA).

BaSistem, yang berbasis web dan tersedia dalam bentuk aplikasi ini, sekarang membantu 30 fasilitas rujukan COVID-19 Muhammadiyah di dalam jaringan RSMA untuk menerapkan standar protokol perawatan COVID-19 serta meningkatkan pemantauan dan pelaporan pelayanan dan juga perawatan pasien.

Sistem ini juga memudahkan konsultasi di antara dokter, yang dapat meningkatkan pengujian dan pengobatan. Hingga saat ini, lebih dari 400 tenaga kesehatan telah dilatih untuk menggunakan sistem ini.

Baca juga: Indonesia terima bantuan 500 unit ventilator COVID-19 dari AS
Baca juga: USAID: 70 persen penyakit menular baru dari satwa liar


“Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID, bangga dapat mendukung 30 pusat rujukan pengobatan COVID-19 di jaringan rumah sakit Muhammadiyah-Aisyiyah untuk memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien COVID-19 dengan tetap melindungi tenaga kesehatan di garda depan,” kata Direktur USAID Indonesia Ryan Washburn seperti disampaikan melalui keterangan tertulis Kedubes AS di Jakarta, Kamis.

Washburn menjelaskan bahwa sistem ini terintegrasi dengan basis data dan sistem operasional Muhammadiyah yang sudah ada, dan akan dikembangkan menjadi sistem yang lebih maju sehingga 80 rumah sakit RSMA akan dapat mengakses riwayat kesehatan pasien berdasarkan identifikasi khusus atau unique IDmasing-masing pasien.

Sistem terpadu ini memungkinkan rumah sakit merespons lebih cepat dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan data dalam menangani kasus COVID-19 serta masih banyak lagi.

Lebih lanjut, sistem ini dapat berkontribusi terhadap kebutuhan sistem manajemen data yang lebih baik untuk aspek lain dari respons Indonesia terhadap COVID-19, termasuk vaksinasi.

Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah Agus Samsudin mengatakan kemitraan Muhammadiyah dengan USAID memberikan kontribusi signifikan bagi upaya Indonesia dalam melawan COVID-19.

“Muhammadiyah akan terus memanfaatkan perangkat yang telah kita kembangkan bersama untuk meningkatkan respons COVID-19 di jaringan rumah sakit kami, dan juga dapat diterapkan di rumah sakit lain di Indonesia,” ujar dia.

Pemerintah AS melalui USAID telah memberikan komitmen sekitar 11 juta dolar AS (sekitar Rp187 miliar) sebagai bagian dari respons kemanusiaan dan kesehatan global terhadap COVID-19.

Jumlah ini termasuk 700 ribu dolar AS (sekitar Rp9,8 miliar) yang diberikan kepada MPKU Muhammadiyah di bawah program respons MPKU COVID-19. Dengan dukungan USAID, Muhammadiyah telah melatih lebih dari 5.000 tenaga kesehatan, memperoleh peralatan klinis untuk mendukung layanan COVID-19 di 84 rumah sakit di tujuh provinsi, dan merawat lebih dari 10.000 pasien COVID-19.

Juga dengan dukungan USAID, Muhammadiyah telah mengembangkan Rencana Kesiapsiagaan Rumah Sakit untuk penanganan wabah, yang telah diperkenalkan di seluruh jaringan Muhammadiyah dan juga disebarkan ke 120 rumah sakit selain jaringan Muhammadiyah.

Selama empat tahun ke depan, USAID juga akan terus bermitra dengan Muhammadiyah untuk meningkatkan layanan pengujian, diagnosis, dan pengobatan tuberkulosis.

Baca juga: NTB salurkan bantuan USAID untuk enam rumah sakit
Baca juga: Mentari COVID-19 Muhammadiyah salurkan alat kesehatan bantuan USAID


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021