Meskipun perkembangan vaksin positif baru-baru ini, prospek ekonomi global tetap tidak pasti sebagian karena penyebaran varian baru virus.
Washington (ANTARA) - Pasar Asia diperkirakan akan menghadapi perdagangan yang bergerak menyamping pada Kamis, karena kekhawatiran pandemi berkepanjangan mendorong balik data ekonomi yang lebih kuat, dan dengan sedikit arahan kuat dari Wall Street.

Indeks acuan S&P/ASX 200 Australia turun 0,1 persen pada awal perdagangan, sementara indeks berjangka Nikkei 225 Jepang naik 0,05 persen, dan indeks berjangka Hang Seng Hong Kong turun 0,2 persen. Sementara itu, indeks saham global MSCI naik tipis 0,04 persen.

Penjualan ritel yang kuat di Amerika Serikat, ditambah dengan indikasi baru bahwa Federal Reserve akan mempertahankan sikap akomodatifnya dan dorongan untuk stimulus AS lebih lanjut, membantu mendorong ekspektasi bahwa ekonomi terbesar di dunia akan terus pulih dari pandemi.

Baca juga: Pasar saham Asia tawarkan sinyal beragam, investor cerna stimulus

Namun kekhawatiran akan penyebaran varian baru yang cepat memperlemah antusiasme.

“Dengan paket stimulus yang lebih besar kemungkinan akan disahkan oleh Kongres sebelum akhir Maret, pemulihan ekonomi AS dapat memperoleh lebih banyak momentum pada 2021,” tulis analis mata uang Commonwealth Bank of Australia, Carol Kong.

"Meskipun perkembangan vaksin positif baru-baru ini, prospek ekonomi global tetap tidak pasti sebagian karena penyebaran varian baru virus."

Di Wall Street, saham teknologi menghadapi beberapa tekanan karena kekhawatiran inflasi, menurunkan Nasdaq sementara perusahaan-perusahaan lain naik karena optimisme ekonomi yang lebih luas.

Baca juga: Wall Street bervariasi, Nasdaq jatuh ditutup di bawah 14.000 poin

Dow Jones Industrial Average naik 0,29 persen, sedangkan S&P 500 kehilangan 0,03 persen dan Nasdaq turun 0,58 persen.

Tetapi, sementara investor mengamati inflasi, risalah dari pertemuan Fed Januari menunjukkan pembuat kebijakan bersedia untuk mendorong kebijakan akomodatif lebih lanjut guna meningkatkan ekonomi AS yang dilanda pandemi.

Optimisme terus-menerus menyebar ke dolar AS, yang menguat terhadap mata uang lainnya. Indeks dolar, ukuran kekuatan mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, terakhir 0,25 persen lebih tinggi.

Selera risk-on (pengambilan risiko) juga terlihat dalam bitcoin, yang terus naik hingga melebihi 52.000 dolar AS di tengah tanda-tanda mata uang kripto itu mungkin mendapatkan penerimaan yang lebih umum.

Baca juga: Dolar naik karena ekonomi AS semakin cerah, bitcoin sentuh rekor baru

Suku beku ekstrem yang sedang berlangsung di Texas terus menaikkan harga minyak, karena cuaca dingin yang tidak biasa menghambat produksi di negara bagian penghasil minyak mentah terbesar AS. Minyak mentah Brent naik 1,6 persen, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik 1,8 persen, kedua level tersebut tidak terlihat sejak Januari 2020.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun sedikit pada Rabu (17/2/2021) di tengah data ekonomi yang lebih kuat. Imbal hasil obligasi AS 10 tahun, yang menyentuh 1,333 persen level tertinggi sejak 27 Februari 2020, terakhir turun menjadi 1,2720 persen. Imbal hasil obligasi AS 30 tahun juga turun.

Harga spot emas turun 0,2 persen menjadi 1,815,80 dolar AS per ounce, tertekan oleh imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi. Emas berjangka AS turun 0,4 persen menjadi 1,815,70 dolar AS per ounce.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021