mengurangi laju degradasi habitat dan kepunahan sumber daya ikan
Jakarta (ANTARA) - Ketua Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) Budiono
mengatakan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) berperan penting untuk menyediakan ekositem berkelanjutan bagi Pesut Mahakam.

"Fungsi dari Kawasan Konservasi Perairan ini pada umumnya menyediakan ekosistem dan lingkungan yang berkelanjutan," kata Budiono dalam seminar virtual (webinar) "Penduduk dan Lingkungan: Antara Subsistensi dan Keberlanjutan" yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Yayasan Konservasi RASI, Jakarta, Senin.

Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam bertujuan untuk mengamankan habitat Pesut Mahakam, biodiversitas lain, sektor perikanan, ketahanan pangan serta kesejahteraan masyarakat yang berada di dalam kawasan yang dicadangkan.

Kawasan Konservasi Perairan tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 75 Tahun 2020, yang mencakup 43.117,22 hektare sungai, danau, rawa dan sempadan sungai.

Kawasan Konservasi Perairan meliputi zona inti seluas 1.081,28 hektare yang merupakan daerah rawa pemijahan ikan, zona perikanan berkelanjutan seluas 14.947,65 hektare yang terdiri dari area sungai, danau dan rawa.

Zona lainnya seluas 2.733,23 hektare yang terdiri dari sempadan sungai (2.169,44 hektare), sempadan danau (563,79 hektare).

Baca juga: Peneliti: 66 persen Pesut mati terjerat rengge untuk menangkap ikan

Baca juga: RASI: Populasi Pesut Mahakam menurun


Kemudian zona rehabilitasi, perlindungan dan lainnya seluas 24.355,06 hektare.

Budiono menuturkan Kawasan Konservasi Perairan berfungsi untuk menjaga sistem rantai makanan dan siklus hidup ikan baik jenis ekonomi penting, terancam punah atau endemik, menjamin keberadaan budaya, adat istiadat dan nilai sejarah, menjamin akses area masyarakat lokal dalam pemanfaatan kawasan.

"Dengan adanya Kawasan Konservasi Perairan, maka dapat mengurangi laju degradasi habitat dan kepunahan sumber daya ikan, dan memberikan manfaat sosial dan ekonomi masyarakat," katanya.

Selain itu, ada 14 ekosistem esensial telah teridentifikasi termasuk Kawasan Ekosistem Esensial Habitat Pesut Mahakam dan Gambut.

Kelestarian Pesut Mahakam dan kelestarian alam dan budaya masyarakat setempat dapat dijadikan daya tarik untuk pengembangan ekowisata lokal dengan mengacu kepada kearifan lokal perikanan.

Desa Wisata Pela di kawasan itu kini sudah menerapkan zero-plastic waste ke sungai dan merayakan budaya tradisional cara penangkapan ikan dalam festival tahunan dan lomba dayung serta mempromosikan Pesut Mahakam sebagai daya tarik wisata.

Baca juga: Wisata Pesut Mahakam diperpanjang penutupannya, cegah sebaran Corona

Baca juga: Pesut mahakam mati diduga terjerat jaring

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021