"Alat tersebut untuk memastikan kondisi kesehatan santri dan guru di lingkup pondok pesantren, apakah santri bebas dari COVID-1919 atau justru terpapar virus,"...
Gunung Kidul (ANTARA) - Pondok Pesantrenn Darul Quran di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membeli alat pendeteksi COVID-19, yakni GeNose buat Universitas Gajah Mada dalam rangka mengantisipasi penyebaran COVID-19 di lingkungan pesantren.

Ketua Satgas Pondok Pesantren Darul Quran, Muhammad Akhyar di Gunung Kidul, Kamis mengatakan belum lama ini pihak pesantren membeli GeNose untuk melalukan screening di lingkup pesantren.

"Alat tersebut untuk memastikan kondisi kesehatan santri dan guru di lingkup pondok pesantren, apakah santri bebas dari COVID-1919 atau justru terpapar virus ini," kata Akhyar.

Ia mengakui mobilisasi atau keluar masuknya santri sangat tingggi karena mereka ada yang berasal dari luar Gunung Kidul. Terkadang, wali murid santri berkunjung ke pondok pesantren. Jadi alat GeNose sangat dibutuhkan di Pondok Pesantreen Darul Quran.

"Wali murid yang berkunjung ke ponpes juga kami cek menggunakan alat itu. Ini sebagai antisipasi resiko tertinggi akan penyebaran COVID-19," katanya.

Alat buatan UGM yang telah mendapatkan izin edar tersebut dibeli dengan harga sekitar Rp70 juta melalui lembaga Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Ponpes NU. Pihaknya mendapat satu paket berupa satu unit alat GeNose, kantong atau hepa filter.
Baca juga: UGM distribusikan 2.021 unit GeNose C19
Baca juga: GeNose hadir di sejumlah rumah sakit di DIY


"Per hari 100 orang yang kami cek. Jadi untuk internal ponpes sendiri sudah dicek, hasilnya semua baik," kata dia.

Idealnya, seseorang melakukan pengecekan sebanyak dua kali yaitu selang dua hari setelah pengecekan pertama kemudian dilakukan pengecekan ulang. Alat ini sangat lah mudah dimanfaatkan, hanya dua menit setelah penggunaan hasil tes sudah keluar.

Selain santri dan guru, alat ini juga digunakan untuk mengecek tamu atau wali murid yang berkunjung ke pondok pesantren. Dengan begitu akan lebih pasti bagaimana kondisinya.

"Ke depan bagi warga sekitar yang ingin mengecek juga bisa tapi sekarang masih fokus di internal saja," katanya.

Terpisah, Kepala Kemenag Gunung Kidul Arief Gunadi mengatakan GeNose merupakan alternatif untuk screening awal bagi lingkup pondok pesantren dan lainnya. Namun demikian, alat ini harganya sangat mahal.

"Ada satu ponpes yang membeli alat tersebut, kalau yang lainnya memang belum," kata Arief.
Baca juga: UGM minta masyarakat tidak terjebak membeli "GeNose" di toko daring

Pewarta: Sutarmi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021