Penajam, Kaltim (ANTARA) -
Yayasan WWF Indonesia bekerjasama dengan pihak terkait di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Provinsi Kalimantan Timur melakukan identifikasi lahan terdegradasi yang dampaknya adalah untuk kebijakan pembangunan lintas sektor.
 
"Identifikasi lahan yang terdegradasi ini dilakukan melalui aplikasi Urundata dan aplikasi Jelantara oleh kontributor," ujar Measurement, Reporting and Verification (MRV) Yayasan WWF Indonesia Hultera Paul melalui virtual meeting dengan Pendamping Desa di PPU, Rabu (10/3).

Baca juga: Enam hektare lahan di sekitar KKOP Bandara Hang Nadim terbakar
 
Pendamping PPU yang dilibatkan dalam urun (kontribusi) data lahan terdegradasi ini adalah Pendamping Program Pembangunan Pemberdayaan Kelurahan dan Perdesaan Mandiri (P2KPM) dan Pendamping P3MD Kemendes PDTT.
 
Menurutnya, urun data melalui aplikasi Jelantara merupakan bagian dari kegiatan Restore+ yang dilaksanakan oleh WWF Indonesia, WRI Indonesia, World Agroforestry Center (ICRAF) yang diprakarsai oleh International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA).

Baca juga: Kebakaran hutan-lahan telah meliputi area seluas 657 hektare di Riau
 
Restore+ merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan berbagai rekomendasi skenario kebijakan restorasi bentang lahan yang mempertimbangkan dampak lintas sektoral.
 
"Dampak lintas sektor itu seperti kesejahteraan masyarakat setempat, pembangunan ekonomi, ketahanan pangan, penyediaan energi, hingga untuk perlindungan keanekaragaman hayati," ucap Hultera.

Baca juga: Polda Riau tahan 8 pembakar hutan dan lahan selama Januari-Maret 2021
 
Ia juga mengatakan, untuk wilayah Indonesia, saat ini penelitiannya hanya dilakukan pada dua provinsi, yakni Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan.
 
"Fasilitator atau pendamping desa/kelurahan di lapangan memiliki peranan penting karena berpotensi menyumbang data lahan terdegradasi, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai pijakan dalam merumuskan pembangunan," ujarnya.
 
Ia juga mengatakan kampanye urun data pertama melalui aplikasi Pilahpilih telah selesai dan hasilnya telah disampaikan ke publik pada 2020, sehingga sekarang dimulai lagi kampanye urun data kedua melalui aplikasi Jelantara.

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021