Padang (ANTARA) - Pakar Transportasi Publik Universitas Andalas (Unand) Padang Yossyafra Phd menilai keberadaan jalan Tol Trans Sumatera bernilai strategis bagi pergerakan barang karena jika menggunakan jalan nasional provinsi waktu tempuhnya lebih lama.

"Ada barang-barang yang perlu lebih cepat sampai dengan adanya jalan tol dari sisi logistik manfaatnya cukup besar," kata dia di Padang, Rabu.

Menurutnya benefit yang paling besar dari kehadiran tol Trans Sumatera adalah pergerakan barang kalau untuk orang secara keseluruhan hanya pada segmen tertentu yang bermanfaat

Baca juga: Panjang jalan tol Trans Sumatera di wilayah Jambi 232 kilometer

"Untuk orang hanya pada spot tertentu misalnya menghubungkan Padang dengan Pekanbaru atau Medan dengan Banda Aceh karena dapat mengurangi waktu tempuh pergerakan orang," ujarnya.

Akan tetapi ia melihat yang perlu diperhatikan karena tol adalah jalan berbayar adalah berapa besaran biaya yang diberlakukan kepada pengguna baik barang maupun orang.

Ia memberi contoh untuk saat ini dari Lampung sampai Palembang karena sudah selesai dikerjakan memberikan benefit yang cukup besar terutama waktu tempuh.

"Biasanya bisa 12 jam sekarang bisa empat jam saja," kata dia.

Baca juga: Pemegang obligasi optimistis Hutama Karya tuntaskan Tol Trans Sumatera

Khusus bagi Sumbar manfaat yang bisa didapat dari pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru adalah memberi keuntungan dalam pengangkutan.

"Selama ini kebutuhan pangan Pekanbaru banyak dipasok dari Sumbar, keberadaan tol bermanfaat bagi angkutan logistik dari Sumbar ke Riau," katanya.

Sebaliknya warga Riau yang hendak berwisata ke Sumbar juga akan lebih mudah cukup dua sampai tiga jam saja dari sebelumnya enam jam.

"Artinya kunjungan wisata ke Sumbar akan menjadi lebih banyak dari sebelumnya dan ini memberi manfaat bagi sektor pariwisata," ujarnya.

Pada sisi lain ia melihat jalan tol ada kelebihan dan ada kekurangan.

"Kekuranganya adalah warga yang tanahnya harus digusur atau pengurangan omset pedagang karena peralihan arus kendaraan," ujarnya.

Akan tetapi ia mengajak semua pihak melihat persoalan ini secara menyeluruh bahwa untuk kecepatan waktu tempuh dan pergerakan logistik kian baik.

"Pada intinya tol adalah alternatif bukan jalur utama saat orang ingin memilih menempuh perjalanan yang lebih cepat dari sisi waktu dan seberapa biaya yang dikeluarkan," ujarnya.





 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021