Saya berharap saya bisa meraih medali heptathlon di Olimpiade Tokyo
Beijing (ANTARA) - Mantan atlet atletik Kanada Nina Schultz mengajukan permohonan berpindah kewarganegaraan ke China agar bisa tampil di ajang Olimpiade Tokyo.

Atlet saptalomba putri tersebut untuk pertama kalinya tampil di kejuaraan daerah di lapangan tertutup di Provinsi Shandong mulai Kamis (18/3).

Pada saat itu, atlet berusia 21 tahun tersebut menempati posisi kedua pada nomor lompat tinggi putri, demikian laporan sejumlah media di China yang dipantau ANTARA di Beijing, Sabtu.

Baca juga: Haikou kumpulkan atlet layar dan selancar angin China

Saat mengikuti kejuaraan nasional China pada 2017, atlet yang juga memiliki nama Zheng Ninali itu secara terbuka mengungkapkan keinginannya untuk melepaskan kewarganegaraan Kanada agar bisa mewakili China di ajang Olimpiade Tokyo.

Schlutz lahir di Kanada dari lingkungan keluarga atletik. Neneknya, Zheng Fengrong, dikenal sebagai atlet pemecah rekor lompat tinggi putri dunia, yakni 1,77 meter, pada 1957.

Sementara kakeknya, Duan Qiyan, juga menjadi atlet lompat tinggi nasional pada 1959. Ibunya, Debra Duan, memiliki spesialisasi lompat tinggi yang hengkang ke Kanada pada tahun 1990-an.

Schultz berhasil meraih medali perak dari nomor saptalomba bersama timnas Kanada dari ajang Commonwealth Games 2018.

Kepada media China, dia mengungkapkan keinginannya berkompetisi di Olimpiade Tokyo mewakili China untuk menebus penyesalan neneknya yang tidak berpartisipasi dalam Olimpiade selama berkarier di cabang olahraga atletik.

"Saya berharap saya bisa meraih medali heptathlon di Olimpiade Tokyo," ujarnya.

Baca juga: Penyelenggara Olimpiade pertimbangkan tes COVID-19 harian untuk atlet
Baca juga: Jepang batasi jumlah delegasi asing Olimpiade Tokyo

 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021