tidak terjadi adanya anomali tinggi muka laut, artinya tidak terjadi tsunami
Jakarta (ANTARA) - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono memastikan bahwa gempa magnitudo 7,0 yang mengguncang Jepang pada Sabtu tidak akan berdampak di Indonesia.

"Masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir karena gempa Ishinomaki, Jepang ini tidak berdampak di Indonesia," kata Daryono dalam pernyataan yang diterima di Jakarta pada Sabtu malam.

Sebelumnya, dikabarkan gempa M7,2 terjadi di Prefektur Miyagi, Jepang pada Sabtu (20/3) pukul 18.26 waktu setempat dengan selanjutnya data pemutakhiran menunjukkan gempa itu berkekuatan M7,0.

Episenter gempa itu terletak pada koordinat 141,41 derajat bujur timur dan 38,53 derajat lintang utara, atau tepatnya berada di luat 27 kilometer (km) timur laut kota Ishinomaki dengan kedalaman dangkal yaitu 44 km.

Daerah itu berada di wilayah yang sebelumnya terdampak gempa besar pada 2011.

Menurut Daryono, gempa tersebut memiliki mekanisme sumber berupa sesar naik atau thrust fault yang berasosiasi dengan sumber gempa megathrust pada subduksi Lempeng Pasifik yang menujam ke bawah Jepang.

Dampak gempa itu di Miyagi dirasakan guncangan mencapai skala intensitas VI-VII MMI. Tetapi karena struktur bangunan di wilayah tersebut dibangun berdasarkan standar bangunan tahan gempa maka hingga saat ini belum ada laporan mengenai adanya kerusakan.

"Meskipun sebelumnya gempa ini dinyatakan berpotensi tsunami akan tetapi catatan pada tide gauge di Ofunato Station pada Prefektur Iwate menunjukkan tidak terjadi adanya anomali tinggi muka laut, yang artinya tidak terjadi tsunami," tegasnya.

Baca juga: Dubes Jepang kenang bantuan Indonesia usai gempa Tohoku 10 tahun lalu

Baca juga: 10 tahun berlalu, Jepang berduka atas korban gempa, bencana Fukushima

Baca juga: Gempa Jepang ingatkan kembali kenangan tsunami maut pada 2011

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021