Masyarakat Panimbang harus lebih giat dan gigih berusaha secara bersama-sama dalam wadah koperasi
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM mendorong korban masyarakat bencana tsunami di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, segera bangkit dan membentuk koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi, dalam keterangannya, Senin, mengatakan masyarakat korban tsunami Panimbang mendapatkan lahan dan modal usaha, sehingga ke depan perlu kesinambungan usaha dengan membentuk koperasi untuk meningkatkan produktivitas usaha dan daya saing.

"Masyarakat Panimbang harus lebih giat dan gigih berusaha secara bersama-sama dalam wadah koperasi," ujar Zabadi.

Nantinya koperasi hadir sebagai agregator dan sekaligus offtaker dari produk-produk yang telah dikembangkan melalui pelatihan vokasi pembuatan berbagai makanan olahan.

"Berkoperasi sama artinya bersyarikat dalam rangka tolong menolong, bergotong-royong untuk mencapai cita-cita bersama, yakni kesejahteraan anggota," ucap Zabadi.

Untuk itu, Zabadi menegaskan bahwa pihaknya mendukung rencana pengembangan ekonomi masyarakat eks tsunami Panimbang tersebut dengan membentuk koperasi produsen.

"Namun, untuk kebutuhan pembiayaan, diharapkan masyarakat Tora Panimbang dapat bergabung dengan koperasi yang sudah ada dan berkembang dengan baik, sebagai contoh Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (BMI)," tutur Zabadi.

Sehingga, kebutuhan anggota baik dari sisi usaha maupun pembiayaan akan dapat terpenuhi dengan baik.

"Apalagi, Kopsyah BMI terbukti tidak hanya melakukan kegiatan ekonomi, melainkan juga mampu membangun solidaritas sosial dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah Banten," katanya.

Yang pasti, Zabadi menyampaikan bahwa koperasi harus mengambil peran pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan, mengingat wilayah Pandeglang dan Banten umumnya nisbi memiliki potensi yang sangat besar yang belum dioptimalkan.

Sektor pangan menjadi sangat strategis. Karena itu, harus mengantisipasi kebutuhan pangan.

Dan ke depan, diharapkan melalui program korporatisasi pangan melalui koperasi, koperasi dapat berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

"Sehingga, bisa tumbuh kekuatan ekonomi baru yang mampu meningkatkan daya saing petani dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Di kampung reforma agraria tersebut, telah dialokasikan tanah untuk Hunian Tetap eks korban Tsunami tahun 2018 sebanyak 155 bidang sertifikat, yang dibangun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten.

Zabadi mengatakan, kegiatan ini menjadi salah satu bukti, sinergi program antar-Kementerian/Lembaga dan BUMN berjalan cukup efektif.

Kali ini, sebagai upaya meningkatkan produktivitas atas pembagian lahan kepada eks korban tsunami tahun 2018 di Panimbang, Banten, yang direlokasi pada kawasan yang lebih aman.

Setiap KK memperoleh rumah dengan luas tanah masing-masing 200 m2. Pembagian lahan secara berkelompok, dimana sisa lahan dimanfaatkan untuk usaha-usaha perkebunan yang dikonsolidasikan dalam koperasi.

Di samping itu, telah disediakan untuk perkebunan kolektif yang dikelola desa seluas 30 ha. Diharapkan dapat mempercepat berkembangnya usaha dan kesejahteraan warga eks korban tsunami tersebut.

Ia mengatakan, masyarakat eks tsunami Panimbang mendapatkan lahan dari Kementerian ATR/BPN, bangunan rumah dari Pemda Banten. Dan untuk permodalan usaha mendapatkan dukungan dari PNM melalui Program Mekaar.

"Sementara Kementerian Koperasi dan UKM hadir menjadi fasilitator dalam pembentukan Koperasi," kata Zabadi menambahkan.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021