Senator asal Kaltim Muhammad Idris meminta warga mendoakan agar IKN bisa rampung tahun 2024.
Sepaku, Kaltim (ANTARA) -
Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, kawasan yang telah ditetapkan sebagai calon Ibu Kota Negara (IKN) baru, guna menyerap aspirasi warga setempat.
 
"Kami tidak ingin hanya jadi penonton dalam proses pembangunan IKN baru nanti, terutama warga Sepaku yang umumnya adalah transmigran sejak lama," ujar Camat Sepaku Ridwan Abdul saat berdialog dengan La Nyalla di Sepaku, Minggu.
 
Kunjungan kerja Ketua DPD RI La Nyalla ke Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), dimulai dengan mendatangi menara pantau yang juga titik nol IKN baru. La Nyalla mendengar langsung aspirasi Camat Sepaku, sejumlah kepala desa, dan warga Sepaku.
 
Dalam kesempatan itu, warga yang juga didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten PPU Mulyadi, menyampaikan harapan kepada pemerintah pusat agar memperhatikan akses perhubungan di Kaltim yang belum memadai sebagai penyangga IKN.
 
"Kami warga Sepaku yang mayoritas adalah transmigran sejak bertahun-tahun lalu membuka lahan di sini, namun beberapa masih tinggal di atas tanah yang tumpang tindih dengan kawasan hutan. Kami mohon keberadaan kami diakui secara legal melalui sertifikat," ucap Ridwan.
 
Menanggapi hal ini, La Nyalla berjanji akan menyampaikan kepada Presiden Jokowi, terutama mengenai harapan warga di lokasi calon IKN khususnya, dan masyarakat Kaltim pada umumnya.
 
Setelah menerima aspirasi warga, senator asal Kaltim Muhammad Idris meminta warga mendoakan agar IKN bisa rampung tahun 2024, kemudian perpindahan IKN pun berjalan sesuai harapan.
 
Dalam kunjungan ke Kaltim, senator asal Jawa Timur ini didampingi sejumlah senator lainnya seperti senator asal Kaltim Zainal Arifin, Aji Mirni Mawarni, dan Muhammad Idris.
 
Ikut juga mendampingi senator Djakfar Al Katiri asal Sulut, Bustami Zainuddin asal Lampung, Wa Ode Rabiah asal Sultra, Cherish Harriette asal Sulut, Adila Aziz asal Jatim, Asyera Wundalero asal NTT, Amaliah dan Jyalika Maharani asal Sumsel.
 

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021