Chicago (ANTARA) - Emas kembali menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), mencapai tingkat tertinggi selama lebih dari seminggu dan berupaya kembali menuju level 1.750 dolar AS, didorong oleh pelemahan greenback serta penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat dari tertinggi baru-baru ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 14,2 dolar AS atau 0,82 persen menjadi ditutup pada 1.743,00 dolar AS per ounce, setelah menyentuh posisi tertinggi sesi di 1.746,55 dolar AS. Sehari sebelumnya, Senin (5/4/2021), emas berjangka naik tipis 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.728,80 dolar AS.

Emas berjangka melonjak 12,8 dolar AS atau 0,75 persen menjadi 1.728,40 dolar AS pada Kamis (1/4/2021), setelah melambung 29,6 dolar AS atau 1,76 persen menjadi 1.715,60 dolar AS pada Rabu (31/3/2021), dan anjlok 28,6 dolar AS atau 1,67 persen menjadi 1.686 dolar AS pada Selasa lalu (30/3/2021).

Bursa emas AS tutup pada Jumat (2/4/2021) untuk libur Hari Paskah.

Emas telah terangkat sementara oleh penurunan stabil dalam indeks dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih rendah, kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

"Reli belum tentu berkelanjutan ... 1.750 dolar AS saya yakin adalah titik resistensi," kata Streible.


Baca juga: Emas naik tipis 0,4 dolar ditopang pelemahan "greenback"


Terakhir kali emas berjangka di Comex mendekati level 1.750 dolar AS adalah pada 22 Maret, ketika mencapai 1.747 dolar AS. Itu membuat puncak hari itu menjadi yang tertinggi dalam dua minggu.

Dolar jatuh ke level terendah dua minggu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang dijadikan acuan bergerak lebih rendah.

"Investor percaya bahwa kami tidak akan melihat kenaikan besar lainnya dalam imbal hasil dan itu telah mendorong emas untuk rebound secara teknis," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Namun, kenaikan emas dibatasi karena indeks S&P 500 mencapai rekor tertinggi untuk sesi keempat berturut-turut pada Selasa (6/4/2021) di tengah harapan pemulihan terbaru, sementara data menunjukkan pembukaan pekerjaan AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Februari.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (6/4/2021) melaporkan lowongan pekerjaannya pada 7,37 juta pada Februari, naik dari 7,1 juta pada Januari dan level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.

"Agar kisah emas kembali ke pijakan yang lebih kuat ... kita perlu melihat beberapa kekhawatiran geopolitik atau inflasi meningkat lebih agresif daripada yang telah diperkirakan pasar," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.



Baca juga: Emas melonjak 29,6 dolar, kembali bertengger di atas 1.700 dolar


Investor juga menunggu risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve pada Rabu (7/4/2021) waktu setempat untuk petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneternya.

Presiden Federal Reserve Bank Cleveland, Loretta Mester pada Senin (5/4/2021) mengatakan prospek ekonomi AS cerah, meskipun bank sentral AS harus tetap berpegang pada kebijakan longgarnya untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut.

Logam mulia lainya, pPerak untuk pengiriman Mei naik 44,7 sen atau 1,8 persen menjadi ditutup pada 25,227 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 30,7 dolar AS atau 2,54 persen menjadi ditutup pada 1.240,5 dolar AS per ounce.


Baca juga: Imbal hasil AS melonjak, emas anjlok 28,6 dolar di bawah 1.700 dolar

Baca juga: Emas anjlok 20,1 dolar tertekan kenaikan imbal hasil dan "greenback"

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021