Indonesia terbukti lebih resilient (elastis)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mempunyai daya ungkit ekonomi di tengah tekanan akibat pandemi COVID-19.

"Saya mendukung kebijakan pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang menyediakan anggaran untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sebagian besar dialokasikan untuk UMKM," kata Arsjad dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Jumat.

Anggaran 2021 menyebutkan PEN sebesar Rp699,43 triliun, dari dana tersebut sebanyak Rp191,13 triliun (27 persen) diperuntukkan bagi UMKM, jelas Arsjad.

Alokasi anggaran untuk UMKM diberikan melalui enam stimulus. Di antaranya subsidi bunga UMKM, bantuan produktif usaha mikro, subsidi imbal jasa penjaminan (IJP), penempatan dana pada Bank Umum, insentif pajak dan restrukturisasi kredit.

Dukungan terhadap UMKM diprioritaskan pemerintah lantaran perannya yang strategis bagi perekonomian nasional.

Baca juga: Kadin: UMKM Indonesia harus jadi pemain utama pasar global

Ia menyebut, UMKM berkontribusi 61,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap 97 persen dari total angkatan kerja (116,9 juta tenaga kerja).

Arsjad yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional mengatakan Kadin Indonesia bisa memainkan peran aktif dan signifikan dalam menyikapi tantangan berat yang dihadapi pelaku usaha.

Beberapa langkah akselerasi yang bisa dilakukan Kadin Indonesia di antaranya dengan meningkatkan kompetensi UMKM, sehingga bisa mempertahankan daya saing, kata Arsjad yang juga merupakan calon Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026.

Guna mencapai program peningkatan kompetensi yang dimaksud, sambung Arsjad, hal ini bisa direalisasikan dengan mendirikan pengumpul (hub) inovasi atau warung inovasi untuk berbagi ilmu, pengalaman, serta melakukan program "mentoring" kepada UMKM dan pengusaha muda.

“Tidak hanya itu, kita juga harus mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas pengusaha melalui program pelatihan vokasi,” katanya.

Baca juga: Kemenkop UKM gandeng lima lembaga untuk digitalisasi UMKM

Di lain sisi, peran kunci teknologi digital dalam eksistensi bisnis UMKM perlu diakselerasi lewat ekosistem usaha berbasis data dan ekonomi digital.

Hal itu karena perkembangan teknologi digital telah mengubah cara pelaku UMKM berusaha dan berinteraksi dengan konsumen, sehingga dibutuhkan adaptasi cepat agar menjadi tetap relevan.

“Lebih luas dari itu, saya juga melihat bagaimana Kadin bisa memainkan peranan dalam menggalakkan transformasi Society 5.0, demi mendukung percepatan industri digital 4.0. Di Society 5.0, manusia memegang peranan yang lebih sentral dan teknologi dimanfaatkan tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tapi juga memecahkan masalah-masalah sosial,” jelas Arsjad.

Kadin ke depannya juga harus berperan dalam mengembangkan kewirausahaan sosial dengan menerapkan pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan.

Tujuannya agar mampu memberikan dampak positif pada masyarakat, khususnya masyarakat kelas ekonomi bawah dan yang terpinggirkan.

Baca juga: Survei BRI sebut kegiatan UMKM membaik pada triwulan I-2021

Ketika disinggung soal peran milenial dalam perkembangan sektor UMKM masa kini, Arsjad sangat optimistis bahwa banyak kaum muda yang mulai menggunakan usaha mereka tidak hanya untuk alasan ekonomi semata, namun juga menjadi solusi bagi banyak masalah sosial yang ada.

“Jadi, bukan keniscayaan kita akan mempunyai banyak pengusaha milenial yang bisa menjadi pemain di tingkat global dan mengharumkan nama Indonesia," katanya.

Salah satu misi saya untuk mengembangkan perekonomian nasional dan daerah adalah dengan mempromosikan industri kreatif dan destinasi pariwisata baru yang potensial. Khususnya di industri kreatif, banyak pengusaha milenial yang bergelut di industri ini, katanya.

Efektif
Terkait upaya yang digulirkan Pemerintah dalam menangani pemulihan ekonomi, Arsjad mengaku sangat mengapresiasi pengambilan kebijakan yang efektif, termasuk dibentuknya Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

“Saat ini perekonomian berada pada kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu ketika pandemi mulai terjadi. Indonesia terbukti lebih resilient (elastis),” tegasnya.

Baca juga: Pemerintah dorong digitalisasi pada UMKM dan pemda

Bahkan beberapa pengamat ekonomi memprediksi di kuartal kedua 2021, pertumbuhan ekonomi nasional akan tumbuh secara positif. Optimisme itu didasari oleh program vaksinasi yang terus berjalan, terutama bagi kalangan pedagang yang merupakan pelaku UMKM.

Di samping itu, ia berharap adanya akselerasi proses pengadaan vaksin yang dilakukan secara bergotong-royong. Pendistribusian dan perluasan akses terhadap vaksin hingga ke pelosok tanah air merupakan pekerjaan rumah yang besar dan kompleks.

Kadin Indonesia harus merapatkan barisan untuk mendukung program vaksinasi pemerintah maupun vaksinasi gotong-royong yang diselenggarakan secara mandiri oleh perusahaan, terangnya.

“Kita perlu mendorong pengembangan usaha yang bernilai tambah dan berorientasi ekspor. Selama ini ekspor nasional masih didominasi oleh produk-produk komoditas, sehingga perlu lebih memperhatikan aspek penambahan nilai dan keberlanjutan dari komoditas tersebut,” kata Arsjad.

Baca juga: Ekonom sarankan BUMN beli produk buatan UMKM

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021