Penunjukan Sigit Muhartono sebagai Direktur Utama PT Perinus oleh Menteri BUMN Erick Thohir terjadi pada momentum yang tepat.
Jakarta (ANTARA) - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir melakukan perubahan susunan direksi di tubuh BUMN perikanan yakni PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus.

Erick menunjuk Sigit Muhartono sebagai Direktur Utama (Dirut) baru Perinus menggantikan Farida Mokodompit yang telah menjabat sejak 9 Juli 2020.

Penunjukan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Nusantara Nomor SK-138/MBU/04/2021 tanggal 29 April 2021 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Nusantara.

Setelah diangkat sebagai Direktur Utama baru Perinus, Sigit Muhartono berjanji bahwa dirinya akan mengembalikan kejayaan Perinus sebagai BUMN perikanan nasional seperti dulu.

“Kami akan mengembalikan era kejayaan Perinus seperti dulu,” ujar Sigit di depan seluruh pegawai Perinus.

Siapa Sigit Muhartono? dan tugas-tugas apa saja yang akan dihadapinya sebagai Dirut baru Perinus menjelang pembentukan holding BUMN klaster pangan yang diharapkan terwujud pada Kuartal III tahun ini?

Baca juga: Anggota DPR: Holding Perindo-Perinus harus maksimal kelola perikanan

Profesional di bidang kargo

Sigit Muhartono bukanlah orang baru dalam BUMN. Dia pernah menjabat sebagai direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan komisaris di beberapa perusahaan yang tergabung dalam Garuda Indonesia Group.

Seperti dikutip dari akun Linkedin pribadinya, lulusan S1 Institut Teknologi Sepuluh November dan peraih gelar Master of Business Administration dari Saint Louis University itu pernah menduduki berbagai posisi di sejumlah perusahaan seperti Director - Commercial, Finance and Business Development PT Cardig Air, dan President Director PT Central Pertiwi Bahari.

Pada April 2016, Sigit diberi kepercayaan sebagai Direktur Kargo Garuda Indonesia dan kemudian ditunjuk untuk menempati posisi Director of Commercial - International Passengers & Cargo Garuda Indonesia pada Mei 2017.

Selama berkiprah di Garuda Indonesia, Sigit Muhartono merupakan salah satu direksi yang terlibat dalam mendorong bisnis kargo maskapai pelat merah tersebut.

Garuda Indonesia saat itu menjalin kerja sama perluasan jaringan layanan kargo dengan PT Pos Indonesia, kemudian Garuda juga memperluas jangkauan layanan pengiriman kargo bersama PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero).

Saat menjabat sebagai direksi yang membidangi kargo Garuda Indonesia, Sigit juga pernah terlibat dalam pengiriman sepasang hewan panda dari Chengdu, Republik Rakyat Tiongkok, ke Jakarta pada  2017.

Selepas dari Garuda Indonesia, Sigit menduduki posisi sebagai Presiden Komisaris di PT Aero Trans untuk periode 2016-2019, Presiden Komisaris PT Aero Wisata periode 2016-2019, serta Direktur Chief Corporate Affairs & Businessman Development Officer PT Jasa Angkasa Semesta (Jas) Tbk periode 2019-2020.

PT Jas, ketika Sigit menjabat sebagai direksinya, pernah menjajaki kerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) terkait rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang akan memproyeksikan Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati di Kabupaten Majalengka sebagai bandara kargo e-commerce.

Tahun 2021, Sigit Muhartono kemudian diangkat oleh Menteri BUMN Erick Thohir sebagai nahkoda baru PT Perinus menjelang pembentukan holding BUMN klaster pangan.

Merger dan holding BUMN pangan

Sebagai Dirut baru Perinus, Sigit Muhartono menghadapi sejumlah tugas penting yang salah satunya adalah memuluskan proses merger antara Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) dengan PT Perinus menjelang pembentukan holding BUMN klaster pangan.

Pemerintah punya rencana besar untuk mendongkrak bisnis maritim di sektor perikanan lokal melalui merger dua BUMN perikanan tersebut yang akan dilakukan pada semester pertama 2021.

Baca juga: Perindo siap jadi "offtaker" hasil nelayan dalam induk BUMN pangan

Konsep bisnis merger Perindo dan Perinus akan membentuk kekuatan baru di sektor perikanan karena Perindo unggul dalam pengelolaan pelabuhan perikanan dan budi daya, sedangkan Perinus ulung pada bidang perikanan tangkap.

Bisnis pelabuhan Perindo antara lain Pelabuhan Perikanan Jakarta, Pelabuhan Perikanan Belawan, Pekalongan, Pemangkat, Brondong, Prigi, Lampulo Tarakan dengan menyediakan enam unit sarana produksi cold storage berkapasitas 3.200 ton, empat unit pengelolaan ikan, layanan docking, kapal tangkap dan tampung, pabrik es, hingga fasilitas pengolahan air laut (SWRO).

Selain itu kekuatan Perindo juga terletak pada lini bisnis budi daya dengan lokasi tambak seluas 38 hektare, keramba jaring apung 427 holes dengan didukung pabrik pakan ikan serta udang berkapasitas produksi 6 ton per jam untuk menciptakan budi daya terintegrasi.

Bisnis Perinus terletak pada penangkapan dan pembelian ikan dengan mitra nelayan, serta pengelolaan ikan mulai dari ikan segar, ikan beku, dan ikan fillet.

Merger ini menargetkan pertumbuhan bisnis Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 26 persen dalam lima tahun ke depan dengan bertumpu pada bisnis perdagangan ikan dan pakan. Sedangkan untuk existing business seperti jasa kepelabuhanan diprediksi CAGR tumbuh 15 persen dan perdagangan ikan 22 persen.

Penggabungan dua BUMN ini akan menguasai bisnis perikanan dari hulu ke hilir mulai dari bisnis kepelabuhanan, penangkapan ikan, perdagangan ikan, budi daya hingga wisata perikanan.

Proses merger Perindo dan Perinus merupakan satu dari tiga merger BUMN pangan yang akan dijalankan sebagai bagian proses pembentukan holding BUMN klaster pangan.

Peraturan Pemerintah (PP) mengenai holding BUMN klaster pangan tersebut diharapkan sudah terbit pada kuartal III tahun ini. Terdapat delapan BUMN yang akan bergabung ke dalam klaster pangan dalam rangka persiapan sebagai holding. Delapan BUMN tersebut adalah Sang Hyang Seri, Pertani, PT Perikanan Nusantara, Perum Perikanan Indonesia, Berdikari, PT Garam, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan BGR Logistics.

Membangun rantai pasok dingin

Tugas lain yang dihadapi oleh Dirut baru Perinus Sigit Muhartono adalah pembangunan rantai pasok dingin atau cold chain yang merupakan fokus merger Perindo dan Perinus, sebagaimana arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir.

Baca juga: Menteri KP dorong transformasi pelabuhan perikanan lebih higienis dan modern

Erick mengatakan bahwa Kementerian BUMN sedang melihat bagaimana Perinus dan Perindo mau dimerger tetapi kedua BUMN perikanan ini tidak lagi memiliki kapal-kapal.

"Kalau Perinus dan Perindo memiliki kapal maka mereka akhirnya mematikan nelayan. Namun bagaimana Perinus dan Perindo bisa bersinergi antara Kementerian BUMN dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lebih bagus membangun cold chain," ujar Erick dalam Rakernas Hipmi di Jakarta, Jumat.

Cold chain adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang bertujuan untuk menjaga suhu agar produk tetap terjaga selama proses pengumpulan, pengolahan, dan distribusi komoditas hingga ke tangan konsumen. Cold chain dalam perikanan dapat digunakan untuk mengoptimalkan suhu dan kualitas kesegaran ikan.

Tantangan yang dihadapi dalam membangun cold chain sebagai fokus kedua BUMN perikanan tersebut adalah siapa yang akan menjadi penjamin pembelian hasil nelayan atau offtaker.

Kementerian BUMN berharap dengan adanya rute penerbangan Garuda Indonesia dari Manado ke Jepang, kemudian Sumatera Barat ke Republik Rakyat Tiongkok, kedua BUMN ini bisa mendapat pesanan ikan dan produk makanan laut yang sedang diminati dari luar negeri.

Dengan demikian nelayan pun tidak hanya mencari ikan, namun mereka sudah mengetahui secara spesifik ikan-ikan apa yang akan didapatkan.

Penunjukan Sigit Muhartono sebagai Direktur Utama PT Perinus oleh Menteri BUMN Erick Thohir terjadi pada momentum yang tepat.

Momentum pertama ialah penunjukan Sigit dilakukan pada saat proses pembentukan holding BUMN klaster pangan memasuki babak paling krusial. Dalam pembentukan holding ini, Sigit memiliki dua tugas cukup penting yakni memuluskan proses merger holding BUMN perikanan antara Perindo dan Perinus, serta menyukseskan rencana pembentukan holding BUMN klaster pangan yang diharapkan terjadi pada Kuartal III 2021.

Momentum kedua yakni fokus baru Perindo dan Perinus usai merger di mana Erick Thohir menginginkan agar kedua BUMN perikanan membangun cold chain.

Melihat riwayat panjang pengalaman Sigit Muhartono yang banyak berkecimpung dalam bidang kargo serta logistik, keputusan Menteri BUMN dinilai tepat jika dikaitkan fokus baru pembangunan cold chain perikanan nasional.

Bahkan mungkin saja dapat terjadi ekspor perikanan Indonesia mengalami peningkatan karena ada sinergisitas antara Garuda Indonesia dengan BUMN perikanan, mengingat catatan prestasi yang pernah ditorehkan Sigit Muhartono dalam industri penerbangan kargo.

Copyright © ANTARA 2021