Jakarta (ANTARA) - PT Waskita Karya (Persero) Tbk. atau Waskita bertekad akan menjadi pemain unggulan atau pemenang dalam sektor infrastruktur air dan bendungan ke depannya di Tanah Air.

"Karena itu mungkin hasil klasterisasi dari Kementerian BUMN adalah menetapkan kami (Waskita Karya) sebagai champion di air dan bendungan," ujar Direktur Operasi II Waskita, Bambang Rianto dalam diskusi daring Indonesia Muda Club Kementerian BUMN di Jakarta, Jumat.

Menurut Bambang, Waskita sampai hari ini sudah berhasil mengerjakan bendungan sebanyak 30 proyek bendungan dan bendung. Sebanyak 14 proyek bendungan sudah selesai dikerjakan, yang terakhir adalah Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan.

Sebanyak tujuh proyek lainnya sudah selesai juga dalam bentuk bendung. Sisa proyek lainnya, ada sembilan yang masih dalam fase konstruksi dan tersebar dari Sumatera sampai dengan NTT.

"Artinya secara keahlian Waskita memiliki pengalaman yang cukup untuk mengerjakan bendungan," kata Bambang.

Mengenai peluang ke depannya, ia mengemukakan bahwa Waskita melihat terdapat beberapa aspek yakni pertama komitmen pemerintah di mana sejak Presiden Joko Widodo memimpin Indonesia itu komitmen terhadap pembangunan bendungan sangat tinggi, karena dengan program ketahanan air dan kedaulatan pangan.

Salah satu infrastruktur untuk mendukung ketahanan air dan kedaulatan pangan adalah dengan membangun bendungan dan bendung. "Jadi komitmen dari pemerintah kita sudah dapat," ujar Bambang.

Aspek kedua ialah visi dari kebutuhan daya tampung air per kapita yang ideal. Pada tahun 2030 diperkirakan bahwa rasio daya tampung air yang dibutuhkan adalah sekitar 120 meter kubik per kapita per tahun.

Sedangkan kondisi saat ini, lanjutnya, rasionya baru 50-60 meter kubik per kapita per tahun, jadi ada deviasi yang cukup tajam sehingga potensi pembangunan bendungan menjadi besar ke depannya.

Aspek ketiga adalah kalau membandingkan Indonesia dengan negara-negara lain, contohnya Jepang yang wilayahnya terbatas memiliki jumlah bendungan sebanyak 3.000 bendungan, Amerika Serikat memiliki 6.100 bendungan dan China memiliki 110 ribu bendungan, sementara Indonesia hanya memiliki 231 bendungan itu pun pemerintah sudah menambahkan 65 bendungan dengan sangat cepat.

"Saya mau menambahkan lagi bagaimana posisinya market share Waskita di air dan bendungan. Dari posisi lima tahun terakhir, periode 2016-2020 kalau kita melihat nilai yang ditenderkan oleh Kementerian PUPR itu sekitar Rp61 triliun selama lima tahun," kata Direktur Operasi II Waskita.

Sedangkan perolehan Waskita di air bendungan, lanjutnya, adalah sekitar Rp6 triliun sampai dengan Rp7 triliun, sehingga market share (pangsa pasar) Waskita adalah sekitar Rp10 triliun sampai dengan Rp12 triliun.

"Ini merupakan market share yang sangat tinggi kalau dilihat dari sisi entitas terhadap kapitalisasi pasar atau market cap bendungan," kata Bambang.

Baca juga: Pengamat sebut transformasi bisnis Waskita Karya langkah tepat
Baca juga: RUPS Waskita setujui pendanaan proyek dengan jaminan Rp15,3 triliun
Baca juga: Pengamat: Restrukturisasi keuangan bisa membuat Waskita lebih sehat

Pewarta: Aji Cakti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021