Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi AT&T dan perusahaan di bidang konten audiovisual Discovery sedang mendiskusikan kemungkinan menggabungkan (merger) aset media untuk menciptakan raksasa konten hiburan dan gaya hidup dengan jejak global untuk lebih bersaing di pasar streaming.

Bloomberg News melaporkan bahwa pembicaraan sedang berlangsung dan kesepakatan dapat dicapai paling cepat minggu ini. Kesepakatan itu akan mempertemukan merek-merek seperti HBO, HBO Max dan CNN dengan pusat gaya hidup Food Network dan HGTV.

Sumber yang dekat dengan situasi tersebut menyarankan bahwa kedua belah pihak akan berusaha menciptakan usaha patungan yang akan menampung aset media dan hiburan AT&T bersama dengan rangkaian saluran gaya hidup Discovery.

Dalam skenario tersebut, CEO Discovery David Zaslav dan CEO WarnerMedia Jason Kilar diyakini akan mempertahankan peran kepemimpinan, meskipun detail tersebut masih samar.

Ada spekulasi langsung bahwa kesepakatan antara AT&T dan Discovery akan mendorong penawar lain untuk bergabung. Ada obrolan di pasar bahwa AT&T diam-diam berbicara dengan Comcast tentang kemungkinan kombinasi NBCUniversal dengan aset WarnerMedia.

Baca juga: Satu Tewas Dalam Tragedi di Discovery Channel

Perwakilan AT&T, WarnerMedia dan Discovery menolak berkomentar.

Beberapa menilai bahwa langkah AT&T ini adalah upaya perusahaan untuk menemukan konfigurasi baru untuk aset yang diperolehnya seharga 84 miliar dolar AS, setelah "pertempuran anti-trust" yang sengit dengan pemerintah federal untuk selesaikan kesepakatan.

Tetapi AT&T telah bergulat dengan beban hutang yang sangat besar senilai 170 miliar dolar AS lebih yang ditumpuk oleh akuisisi DirecTV senilai 48 miliar dolar AS pada tahun 2016. Kesepakatan itu terbukti menjadi bencana dari beberapa sudut pandang.

AT&T mengakuisisi DirecTV tepat ketika pasar TV berbayar mulai kurang diminati seiring dengan munculnya alternatif streaming gratis seperti Netflix, Amazon, Hulu dan sekarang Disney Plus, HBO Max dan Discovery Plus.

DirecTV terus kehilangan pelanggan dengan sangat cepat selama tiga tahun terakhir dan operasinya telah menyeret pendapatan AT&T. AT&T kemudian melarang perusahaan itu tahun lalu sebagai bagian dari kampanye pengurangan utangnya, tetapi akhirnya membuat kesepakatan pada Februari dengan raksasa ekuitas swasta TPG untuk mengeluarkan DirecTV sebagai perusahaan mandiri, di mana AT&T memiliki 70 persen dari perusahaan tersebut.

Berita tentang pembicaraan Discovery ditambah dengan tanda-tanda lebih lanjut dari CEO AT&T John Stankey yang mengubah strategi dari pendahulunya, Randall Stephenson, yang mengundurkan diri sebagai CEO pada Juli 2020 setelah 13 tahun menjabat. Stephenson bertekad untuk mengubah AT&T di luar operasi telekomunikasi intinya. Stankey adalah letnan top Stephenson, ditugaskan untuk mengawasi integrasi DirecTV dan Time Warner dengan AT&T.

Aset Discovery dan WarnerMedia cocok di atas kertas dengan mudah karena kedua perusahaan sebagian besar berfokus pada mengubah merek kabel lama menjadi mesin konten untuk platform streaming.

Studio Warner Bros. telah mengalihkan sebagian dari fokusnya untuk memasok film dan acara TV ke saluran internal WarnerMedia.

Pertanyaan apakah Warner Bros. akan terus memproduksi untuk pembeli luar menjadi subyek banyak perdebatan internal, seperti yang terjadi di Disney, NBCUniversal dan ViacomCBS saat ini. Berita tentang pembicaraan Discovery mengejutkan banyak orang dalam WarnerMedia, bahkan para eksekutif senior.


Baca juga: Pertumbuhan layanan "streaming" melambat, saham Disney jatuh

Baca juga: Clubhouse danai kreator untuk buat konten

Baca juga: Platform streaming iQiyi hadirkan teknologi live subtitle

 

Penerjemah: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021