Chicago (ANTARA) - Emas melonjak ke tertinggi dalam lebih dari tiga bulan pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut, karena imbal hasil obligasi pemerintah AS yang tetap lemah dan penurunan harga saham akibat kekhawatiran inflasi membuat logam mulia kian menarik investor yang berhati-hati.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melambung 29,5 dolar AS atau 1,6 persen menjadi ditutup pada 1.867,60 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (14/5/2021), emas berjangka melonjak 14,1 dolar AS atau 0,77 persen menjadi 1.838,10 dolar AS per ounce.

Emas berjangka juga menguat 1,2 dolar AS atau 0,07 persen menjadi 1.824,00 dolar AS pada Kamis (13/5/2021), setelah anjlok 13,3 dolar AS atau 0,72 persen menjadi 1.822,8 dolar AS pada Rabu (12/5/2021), dan turun 1,5 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.836,10 dolar AS pada Selasa (11/5/2021).

"Ada pelarian untuk keluar dari pasar ekuitas ... dan antisipasi bahwa kita akan terus melihat tren angka inflasi yang jauh lebih kuat di masa mendatang," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.

"Imbal hasil obligasi pemerintah akan tetap di mana mereka berada, dan itu akan semakin meningkatkan kemungkinan investor memilih emas."

Pasar ekuitas global merosot karena tekanan inflasi menekan permintaan untuk aset-aset berisiko. Data minggu lalu menunjukkan harga-harga produsen AS naik lebih dari yang diperkirakan pada April.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melemah, mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tanpa suku bunga.

Investor sekarang menunggu risalah pertemuan terakhir Federal Reserve AS, yang dijadwalkan pada Rabu (19/5/2021), untuk petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneter bank sentral AS dan komentar mereka tentang inflasi.

"The Fed akan terus berpegang pada anggapan bahwa kenaikan inflasi lebih berkaitan dengan pembukaan kembali ekonomi daripada dengan inflasi riil," kata Sica. Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi.

Pada catatan teknis, pasar emas telah menembus rata-rata pergerakan 200 hari dan itu mendukung harga lebih lanjut, kata Eli Tesfaye, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Data suram juga mendukung emas ketika Federal Reserve New York menempatkan indeks manufaktur Empire State atau negara bagian New York di 24,3 untuk Mei, turun dari 26,3 pada April dan lebih lemah dari yang diperkirakan.

Wakil Ketua Federal Reserve Richard Clarida mengatakan dalam pidatonya di konferensi pasar keuangan Federal Reserve Atlanta pada Senin (17/5/2021) bahwa dia tidak yakin saat ini tepat untuk menaikkan suku bunga karena ekonomi AS belum membuat "kemajuan lebih lanjut yang substansial."

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 90,9 sen atau 3,32 persen menjadi ditutup pada 28,274 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 21,7 dolar AS atau 1,77 persen menjadi ditutup pada 1.244,50 dolar AS.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021