Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional bersinergi dengan Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak (KemenPPPA) menyelenggarakan vaksinasi COVID-19 untuk pendamping korban dan penyintas kekerasan pada perempuan dan anak serta menyumbangkan buku sebanyak 5.000 eksemplar.

Sinergi yang dilakukan Perpusnas bersama KemenPPPA dengan menyediakan tempat untuk penyelenggaraan vaksinasi COVID-19 di Aula Salemba Perpusnas, Jakarta, Senin.

Baca juga: 1.209 pegawai Perpusnas ikuti program vaksinasi COVID-19

“Perpustakaan merupakan milik masyarakat dan dapat digunakan untuk berbagai kegiatan, salah satunya vaksinasi. Perpustakaan juga menyediakan berbagai pengetahuan dan informasi, khususnya mengenai pandemi yang dapat diakses oleh masyarakat,” kata Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando di Jakarta, Senin.

Dalam kesempatan tersebut, Syarif memberikan bantuan buku siap layan yang akan dihibahkan ke daerah terdepan, terpencil, tertinggal (3T) sebanyak 5.000 eksemplar kepada Menteri PPPA.

Syarif menjelaskan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai COVID-19, sejak awal pandemi Perpusnas meluncurkan Corona Pedia. Ini merupakan e-Pustaka yang tersedia di aplikasi perpustakaan digital, iPusnas, berisikan berbagai informasi tentang virus COVID-19.

"Kita harus menjadi dokter terbaik untuk kita sendiri, sejatinya kita harus tahu bagaimana cara hidup yang sehat. Ini didapat dari kita membaca buku-buku terkait kesehatan. Perpusnas telah menyiapkan sekitar 2,5 juta artikel tentang kesehatan," ujar dia.

Syarif Bando menegaskan di tengah kondisi pandemi, Perpusnas tetap melayani masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan. Pegawai Perpusnas pun telah menjalani vaksinasi COVID-19 dua tahap, yakni pada 10 April dan 10 Mei.

"Sejak pandemi kami tidak berhenti memberikan layanan bagi masyarakat, namun dengan melakukan pembatasan jumlah pengunjung dan menerapkan protokol kesehatan," ucapnya.

Sementara itu, Menteri PPPA Bintang Puspayoga menjelaskan vaksinasi COVID-19 diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pendamping ketika bertugas di lapangan. Terlebih pada masa pandemi, jumlah kekerasan perempuan dan anak secara signifikan meningkat.

"Para pendamping perempuan dan anak penyintas kekerasan perlu kita jamin kesehatannya. Apalagi, para pendamping adalah garda terdepan kita dalam melindungi perempuan dan anak," tuturnya.

Dalam pelaksanaan dan penyediaan vaksinasi COVID-19, Kementerian PPPA bersinergi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Perpusnas, Pemprov DKI Jakarta, PT Pertamina (Persero), dan PT Pertamina Bina Medika.

"Hari ini dilakukan vaksinasi terhadap 890 pendamping yang berasal dari 67 organisasi masyarakat. Sebelumnya, pada akhir April 2021 telah dilakukan vaksinasi COVID-19 tahap I terhadap 327 pendamping," kata dia.

Baca juga: Kadin: Vaksinasi gotong-royong dan prokes dorong ekonomi pulih

Baca juga: Presiden berharap vaksinasi bisa mencakup 70 juta warga pada September




Menteri Bintang mengatakan pihaknya terus berupaya dan berkomunikasi dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk mendorong penyediaan vaksinasi bagi para pendamping korban kekerasan di daerah lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan kegiatan ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menangani pandemi COVID-19.

Ia menjelaskan seluruh pihak harus memastikan disiplin 3M, yakni mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, serta 3T, yaitu Testing (melakukan tes COVID-19), Tracing (penelusuran kontak erat), dan Treatment (upaya utama penanganan COVID-19).

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021