Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) dalam wadah Focus Group Discussion (FGD) untuk merancang katalog pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) rawan bencana di 5 destinasi super prioritas (DSP).

Dalam siaran resmi, Kamis, Kepala Biro Komunikasi Vinsensius Jemadu mengatakan ekosistem pariwisata khususnya pada 5 DSP masih rentan terhadap berbagai gangguan dan bencana, yang jika tidak dikelola dengan baik akan memberikan dampak bagi sektor pariwisata.

Maka, kolaborasi antara Kemenparekraf dan lintas lembaga yakni BMKG, BNPB, dan PVMBG dibutuhkan demi terciptanya sistem informasi pariwisata tangguh yang komprehensif, agar bisa digunakan oleh seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata dalam memitigasi bencana.

"Informasi bencana dan mitigasinya adalah suatu yang harus ada di setiap destinasi wisata agar dapat menciptakan ketenangan bagi wisatawan. Oleh karena itu, penting untuk berkolaborasi bersama BNPB, BMKG, dan PVMBG untuk bisa mencari, mendesain suatu peta terhadap destinasi parekraf yang sensitif rawan bencana sehingga kita bisa melakukan mitigasi meminimalkan risiko," kata Vinsensius.

Vinsensius mengungkapkan penyusunan sistem informasi dalam menghadapi bencana juga dapat digunakan sebagai acuan pemerintah dalam meminimalisir risiko bencana pada destinasi pariwisata.

"Selain sebagai upaya peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan para pemangku kepentingan kepariwisataan baik di pusat maupun didaerah. Katalog ini juga bisa membuat wisatawan berwisata dengan rasa nyaman dan aman," ujar Vinsensius.

Turut hadir sebagai narasumber dalam acara FGD, Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono, Kepala Bidang Pengelolaan Citra Inderaja BKMG Endarwin, Kepala Bagian Tata Usaha PVMBG/Penyelidik Bumi Ahli Madya Yunara Dasa Triana, Direktur Bidang Sistem Penanggulangan Bencana BNPB Udrekh yang hadir secara online, dan Koordinator Analisis dan Strategi Pengembangan Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf Widayanti Bandia.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono, menjelaskan selain pemberian informasi tentang rawan bencana dan mitigasinya, katalog sangat diperlukan agar wisatawan dapat berwisata dengan aman dan mengurangi risiko menjadi korban dari bencana.

"Tidak hanya memamerkan keindahan tapi memberikan informasi apakah di sana rawan bencana, ancamannya apa saja sehingga itu akan menjadi katalog nantinya. Jadi konsepnya bukan keindahannya apa saja tapi ada mitigasi bencana. Harapannya jangan hanya mengajak orang beriwisata tapi juga ada upayanya jika ada bencana. Sehingga melihat katalog itu sudah ada informasi yang lengkap," ujar Rahmat.

PLT Kepala Bagian Tata Usaha PVMBG/Penyelidik Bumi Ahli Madya Yunara Dasa Triana, mengatakan Badan Geologi, melalui PVMB siap melakukan kerjas sama dengan Kemenparekraf dalam akses penggunaan data dan informasi kebencanaan geologi melalui MAGMA Indonesia.

"Database sangat penting untuk menyusunkan katalog. Diperlukan integrasi data dan pedoman yang mudah dipahami oleh masyarakat dan pelaku parekraf pada khususnya sehingga wisatawan dapat berwisata dengan nyaman," ujarnya.

Selain itu Kepala Bidang Pengelolaan Citra Inderaja BKMG Endarwin, mengatakan bahwa BMKG juga akan membantu dalam menyediakan informasi yang berhubungan dengan cuaca di katalog parekraf rawan bencana.

"Kami juga menyiapkan web untuk perkiraan cuaca, di web tersebut bisa dilink-kan dengan katalog yang akan dibuat oleh Kemenparekraf, jadi akan jauh lebih lengkap," ujarnya.


Baca juga: 3.300 pelaku parekraf jalani vaksinasi COVID-19

Baca juga: Sandiaga ajak pelaku parekraf manfaatkan Bantuan Insentif Pariwisata

Baca juga: Mendorong kebangkitan parekraf di ujung barat Indonesia

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021