standardisasi yang setara dengan akreditasi di Australia
Padang (ANTARA) - Ahli Kandungan Dr Ivan Rizal Sini MD, Sp OG yang merupakan Presiden Direktur Klinik Bayi Tabung PT Morula Indonesia menyebutkan tak kurang dari 8.000 pasien warga Indonesia menjalani  program bayi tabung di luar negeri setiap tahun.

"Ini terjadi karena masih terbatasnya jumlah klinik bayi tabung di Tanah Air, baru ada 40 klinik dengan 100 ahli embriologi, para pasien itu memilih ke Singapura, Malaysia dan Thailand," kata dia di Padang, Sabtu pada peluncuran kembali klinik bayi tabung Morula IVF RSU Citra BMC Padang.

Ia menyebutkan pada 2019 ada 12 ribu pasien bayi tabung di Tanah Air namun yang pergi ke luar negeri 8.000 orang.

Selain itu mengemukakan ada 250 ribu pasangan di Indonesia yang memiliki indikasi masalah kesuburan, punya kemampuan untuk program bayi tabung namun tercatat pada 2019 hanya 20 ribu orang yang mengikuti.

"Jadi sisanya yang 200 ribu antara tidak tahu, tidak punya akses sehingga menjadi terlambat mengikuti program kesuburan reproduksi," kata dia

Dengan adanya pandemi COVID-19 pada 2020 sehingga akses ke luar negeri terbatas ini menjadi peluang untuk menumbuhkan kepercayaan kepada pengobatan dan klinik bayi tabung yang ada di Indonesia.

Baca juga: Morula IVF Indonesia buka layanan fertilitas di RS Indriati Solo
Baca juga: 75 pasangan jalani porgram bayi tabung perdana di Sumsel


Ia menyampaikan Morula sebagai salah satu bagian dari rantai pelayanan kesehatan di bawah grup Bundamedik Healthcare System (BMHS) sudah memiliki 10 klinik bayi tabung di Indonesia yang merupakan rantai klinik bayi tabung terbesar di Asia Tenggara.

"Hampir 50 persen program bayi tabung yang ada di Indonesia merupakan program Morula dengan pengalaman teruji dan standardisasi yang setara dengan akreditasi di Australia dan New Zealand," kata dia.

"Untuk Morula IVF Padang pihaknya sudah memberikan pelayanan reproduksi sejak 10 tahun terakhir mulai dari edukasi, inseminasi hingga program bayi tabung," kata dia.

Ia menilai dengan adanya pandemi COVID-19 kepercayaan masyarakat untuk program bayi tabung di Tanah Air meningkat pesat karena tidak bisa ke luar negeri.

"Di Morula IVF Padang pada bulan Mei 2020 saja ada 20 pasien yang ditangani dan per tahun ada sekitar 300 pasien dan menariknya 40 persen dari luar Padang," ujarnya

Terkait dengan peluang keberhasilan program bayi tabung akan lebih efektif bagi ibu yang berusia di bawah 35 tahun dengan keberhasilan 50 sampai 60 persen.

Pada sisi lain ia menyampaikan memang program bayi tabung butuh biaya besar dan ada 1,2 juta pasangan yang mengalami kendala biaya.

Oleh sebab itu Morula IVF Padang juga menyediakan program bayi tabung gratis sebagai bentuk CSR yang diberikan kepada satu pasangan sebagai bentuk kepedulian kepada pasangan yang tidak punya akses.

Baca juga: Pakar fertilitas: kesuburan bisa menurun karena paparan asap rokok
Baca juga: RSIA Puri Bunda Bali layani 137 bayi tabung selama 2019


Sedangkan Dokter Obgyn Morula Padang Dr Dovy Djanas SpOG menyampaikan ada enam tenaga ahli yang siap menangani pasien bayi tabung,

Sejak 2012 Morula Padang melayani 120 sampai 150 pasien dan meningkat saat pandemi dengan total 1.500 pasien sudah mendapatkan pelayanan di Padang.

Untuk program bayi tabung di Morula IVF Padang dikenakan biaya mulai dari Rp55 juta sampai 60 juta

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Ari Yuswandi menyambut baik kehadiran Morula IVF Padang karena selain memfasilitasi pasangan yang ingin punya anak lewat bayi tabung juga bisa sekaligus menjadi wisata pengobatan.

Ia mengatakan dulu ketika orang Padang tidak bisa punya anak maka bisa mengangkat anak saudara, namun pada hari ini sudah ada teknologi bayi tabung yang memudahkan orang untuk punya anak.

Baca juga: Ada risiko pada bayi kembar hasil IVF
Baca juga: Persiapkan hal ini sebelum ikuti program bayi tabung







 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021