Inisiatif lokasi Data Desa Presisi di Kabupaten Gianyar berasal dari studi doktoral Rieke Diah Pitaloka
Jakarta (ANTARA) - IPB University dan Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, segera merealisasikan Data Desa Presisi (DPP) guna implementasi perancangan pembangunan desa.

Wakil Kepala LPPM IPB University Bidang Pengabdian kepada Masyarakat Sofyan Sjaf mengatakan inisiatif DDP tersebut berasal dari studi doktoral politisi Rieke Diah Pitaloka.

“Inisiatif lokasi Data Desa Presisi di Kabupaten Gianyar berasal dari studi doktoral Rieke Diah Pitaloka yang direalisasikan di Bali,” ujar Sofyan Sjaf usai penyerahan hasil Data Desa Presisi (DDP) dari Rektor IPB University ke Bupati Gianyar, Provinsi Bali dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Akademisi IPB usulkan Pangandaran-Jabar jadi Pusat Desa Maju Wisata

Dia juga mengatakan kandidat Doktor dari Universitas Indonesia tersebut juga menginspirasi dua desa lainnya yakni Pantai Bakti Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi dan Desa Sibandang Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara untuk mengimplementasikan DDP dalam perencanaan pembangunan desa.

Sebelumnya Rektor IPB Univeristy Arif Satria mengatakan DDP tidak hanya singkatan dari Data Desa Presisi, tetapi juga Doktor Diah Pitaloka.

Baca juga: Mahasiswa IPB sabet juara 3 kompetisi Business Plan Competition

Hal itu sebagai apresiasi dan penghargaan Rektor IPB University terhadap kandidat Doktor Rieke Diah Pitaloka yang membantu perluasan kerja DDP di seluruh Indonesia, termasuk melalui Forum Rektor Indonesia (FRI).

Prof Arif Satria juga memuji upaya penggagas DDP dari IPB University yakni Dr Sofyan Sjaf. “Pak Sofyan ini luar biasa”, ucap Rektor seraya memberikan penghargaan khusus terhadap Tim dari Unit Desa Presisi (UDP) IPB University, juga para pemuda Karang Taruna Desa Tegallalang yang menjadi enumerator DDP.

Arif juga menunjukkan keunggulan-keunggulan IPB University lainnya sambil menggaungkan kalimat “Revolusi berangkat dari desa, revolusi dari bawah.” Dia mengutip kalimatnya pada gagasan Presiden Jokowi tentang membangun dari pinggiran yakni pembangunan dari desa.

“Itu spirit yang luar biasa!" kata dia untuk semakin mendukung adanya DDP di seluruh Indonesia, sebagaimana yang kini dilakukannya sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI). DDP, kata dia, akan didiseminasi lebih luas melalui forum yang dipimpinnya tersebut.

Baca juga: Alumni IPB University serap tenaga kerja melalui 'Cleansheet'

Arif juga menunjukkan kemajuan Korea Selatan yang dimulai dari desa, dengan cara meningkatkan kepercayaan diri. Dia mencontohkan Park Chung Hee, Presiden Korea Selatan (Korsel) 1963-1979, yang berhasil membangun fondasi kemajuan negara ginseng dengan cara plesterisasi, rumah yang beralas tanah diplester, sehingga meningkatkan rasa kepercayaan diri.

Ia berharap DDP juga bisa membangun fondasi desa yang kuat, dengan harapan yang tentu jauh lebih baik daripada plesterisasi. Meski, menurutnya, DDP juga bisa menjadi dasar rasa kepercayaan diri seluruh aparat desa hingga Bupati Gianyar sendiri untuk membawa Gianyar sebagai kabupaten terbaik se-Indonesia.

Di kesempatan yang sama, Bupati Gianyar I Made Agus Mahayasastra sangat terkesan dan berharap jika saja sebelum dirinya jadi bupati tiga tahun lalu.

"Jika saya punya data seperti ini, komplit di seluruh desa, mungkin Gianyar itu sudah nomor satu di Indonesia,” ujar dia ketika menunjukkan apresiasinya pada hasil Data Desa Presisi (DDP) Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

Agus menginginkan di tahun 2022 semua desa di Kabupaten Gianyar harus sudah seperti Desa Tegallalang. Dia turut menyampaikan alasannya yakni tanpa data yang akurat, valid, dan benar, tentu tidak bisa menuntun bupati membuat keputusan.

Baca juga: IPB: pendidikan vokasi tingkatkan kualitas SDM sesuai industri

Menurutnya, apabila salah dalam pengambilan keputusan, maka akan bermasalah dalam pembiayaan dan menimbulkan kerugian.

Seperti halnya Bupati Gianyar, Sofyan Sjaf juga mengangkat keberadaan Dewan Perancang Pembangunan Nasional (Depernas) yang beranggotakan 513 pemikir-pemikir bangsa ini yang sudah mendahulukan adanya riset dalam mencapai kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hasil kajian Depernas tersebut memastikan adanya dua hal itu hanya bisa dicapai dengan dua hal pula yakni democratic rural development, pembangunan pedesaan yang demokratik, sedangkan proses pencapaiannya harus dengan data yang akurat. Dia juga menegaskan ulang pernyataan Presiden Jokowi bahwa masalah akurasi data masih menjadi persoalan hari ini.

Dosen IPB University dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat tersebut memastikan masalah akurasi data yang dipersoalkan Presiden bisa diselesaikan dengan mereplikasi DDP di seluruh Indonesia.

Sementara Kepala LPPM IPB University Ernan Rustiadi menegaskan salah satu kontribusi yang menjadikan IPB University sebagai kampus terbaik karena adanya penelitian-penelitian yang terbaik.

“Apa yang dilakukan Pak Sofyan merupakan salah satu contoh hasil inovasi dan penelitian yang kami hasilkan,” ujarnya.

Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan ini lebih lanjut menyampaikan tugas LPPM University yang dipimpinnya untuk mengkoordinasikan semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di lingkup IPB University.

“Setiap tahun kira-kira sebesar 1.700 penelitian, dan tahun lalu Alhamdulillah dalam perangkingan perguruan tinggi, IPB University dinyatakan perguruan tinggi terbaik. Salah satu kontribusinya, karena penelitiannya juga terbaik,” ujar dia menegaskan.

Baca juga: IPB University: BUMDes berpotensi jadi tulang punggung ekonomi desa

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021