Moskow (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu mengatakan kepada rakyatnya bahwa ia sudah disuntik vaksin virus corona Sputnik V --buatan dalam negeri.

Pernyataan itu muncul pada saat para pejabat berusaha mendorong penduduk untuk mengikuti vaksinasi di tengah gelombang kasus COVID-19.

Kremlin sebelumnya mengatakan bahwa Putin, 68 tahun, sudah mendapatkan vaksin sebanyak dua dosis, yaitu pada Maret dan April.
Namun, kantor kepresidenan Rusia itu tidak memberikan keterangan lebih lanjut ataupun menerbitkan foto Putin ketika sedang disuntik vaksin.

Kurangnya penyiaran menjadi sorotan Juni ini ketika para pejabat mengeluh tentang lambatnya orang-orang mengikuti program vaksinasi COVID-19, padahal dosis sudah tersedia.

Karena itu, mereka mulai mencoba membujuk dan memaksa para penduduk untuk mendapatkan suntikan vaksin.

Putin, saat sesi tanya jawab tahunan yang disiarkan televisi, mendapat pertanyaan soal suntikan vaksin yang ia dapatkan.

Presiden Rusia itu mengatakan ia sebenarnya sudah diminta untuk tidak mengungkapkan nama vaksin agar tidak menimbulkan kompetisi soal keunggulan produk tersebut.

Namun, ia akhirnya menyebutkan bahwa vaksin yang disuntikkan padanya adalah Sputnik V, salah satu dari empat vaksin buatan Rusia.

Pemerintah Rusia belum menyetujui vaksin dari negara mana pun.

“Saya berpikir bahwa saya perlu dilindungi selama mungkin. Jadi saya memilih untuk divaksin dengan Sputnik V. Militer juga divaksinasi dengan Sputnik V, dan bagaimanapun saya adalah panglima tertinggi,” kata Putin.

"Setelah suntikan pertama, saya tidak merasakan apa-apa. Sekitar empat jam kemudian, saya merasa ada rasa nyeri di bagian yang disuntik. Saya mendapat suntikan kedua pada tengah hari. Pada tengah malam, saya mengukur suhu saya. Saat itu 37,2 (Celcius). Saya tidur, kemudian bangun dan suhu saya 36,6. Seperti itu.

Kremlin pekan ini mengatakan Rusia tidak akan berhasil mencapai target untuk --pada musim gugur-- sudah selesai memvaksinasi 60 persen penduduk Rusia mengingat partisipasi yang sangat rendah.

Pada Rabu, Rusia melaporkan 669 kematian terkait virus corona secara nasional. Jumlah itu merupakan total harian resmi tertinggi sejak pandemi mulai muncul.

Negara itu juga memastikan ada kemunculan 21.042 kasus baru dalam 24 jam sebelumnya, termasuk 5.823 kasus di Moskow.

Para pejabat menyebut varian COVID-19 Delta sebagai penyebab lonjakan kasus.


Sumber: Reuters
Baca juga: Putin akan disuntik vaksin Rusia Sputnik V
Baca juga: Putin: Semua vaksin COVID-19 Rusia efektif
Baca juga: Kematian akibat COVID-19 di Rusia tinggi, Putin buka pabrik obat baru

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021