Jakarta (ANTARA) - IPB University melakukan kajian program rehabilitasi ekosistem di Kampung Yensawai Barat, dalam rangka menjaga kelestarian alam serta keberlangsungan kehidupan masyarakat pesisir di Kabupaten Raja Ampat, Papua.

"Yang menjadi konsen terkait dengan kegiatan ini adalah IPB University mendapat mandat dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk melaksanakan program rehabilitasi ekosistem pesisir," kata Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University, Dr Yonvitner, melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut Yonvitner, keberadaan ekosistem pesisir memiliki banyak ancaman yang dapat menurunkan kondisi hingga luasannya. Sehingga harus dijaga dan dikelola untuk keberlangsungan peradaban masyarakat di masa depan.

Baca juga: IPB University rancang pemetaan rantai nilai komoditas singkong

Isu terkait lingkungan itu diangkat oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University dalam forum diskusi Workshop Pembahasan Hasil Survei, Pemilihan Site dan Metode Rehabilitasi Ekosistem di Kabupaten Raja Ampat secara hybrid, Jumat (4/6).

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Desain Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu dalam mendukung Percepatan Pelaksanaan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP-3-K) di Provinsi Papua Barat.

Program tersebut dijalankan melalui kerja sama PKSPL IPB University dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas), Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dan Coral Reef Rehabilitation Management Program-Coral Triangle Initiative (Coremap-CTI).

"Program ini dijalankan berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan Multi Criteria Decision Making (MCDM) yang dilakukan Tim Rehabilitasi PKSPL IPB University," katanya.

Lebih lanjut dosen IPB University dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan itu mengatakan bahwa sinergi berbagai kalangan sangat penting dalam proses rehabilitasi, karena harus dilakukan dengan baik dan terukur agar kegagalan dapat diminimalisasi.

Baca juga: Ahli IPB University mendorong pemanfaatan sumber-sumber biofarmaka

“Sehingga hari ini kita mencoba mensinergikan apa-apa saja yang diperlukan untuk memperkaya rencana rehabilitasi di Kampung Yensawai Barat. Harapannya program rehabilitasi dapat kita kawal dengan baik dan berkelanjutan,” ujar sosok yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Bencana (PSB) IPB University ini.

Direktur Program Desain Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu dalam Mendukung Percepatan Pelaksanaan RZWP-3-K di Provinsi Papua Barat, Dr Fery Kurniawan mengatakan salah satu yang perlu dibahas adalah studi mendalam ekosistem kritis yang fokus pada mangrove, lamun dan terumbu karang serta sosial ekonomi budaya masyarakat.

“Program rehabilitasi sudah banyak dilakukan di Raja Ampat, namun belum maksimal. Sehingga diharapkan dalam workshop ini ada masukan terkait seperti apa yang harus dilakukan agar mangrove, terumbu karang dan lamun dapat maksimal dalam proses rehabilitasinya,” katanya.

Sementara itu, Staf Ahli Kedeputian III Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Ahmad Mony mengatakan target rehabilitasi dalam kegiatan itu adalah berbasis komunitas. Sehingga pertimbangan sosial ekonomi dan budaya masyarakat menjadi sangat penting, terutama terkait keberhasilan rehabilitasi ekosistem pesisir.

“Badan Restorasi Gambut dan Mangrove sendiri tidak hanya melihat aspek keberhasilan rehabilitasi ekosistem dari sudut ekologi saja, namun pelibatan peran masyarakat menjadi penting. Sehingga dengan sendirinya masyarakat mampu menjadi motor penggerak dalam mengawal kegiatan rehabilitasi ekosistem pada tingkat akar rumput," katanya.

BRGM sendiri memiliki program rehabilitasi mangrove di Provinsi Papua Barat, sehingga aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat menjadi penting dalam mensinergikan keberlanjutan program nantinya, kata Ahmad.

Baca juga: IPB University-Pemkab OKU jalin kerja sama di bidang penelitian
Baca juga: Petani binaan IPB University sudah mampu ekspor tanaman hias
Baca juga: IPB University bahas pengembangan lumbung padi organik di Tanggamus

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021