Dukungan listrik PLN juga sangat dibutuhkan bagi produsen gas oksigen untuk keperluan medis. Selama ini produktivitas industri gas oksigen sangat bergantung pada keandalan listrik PLN
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menginginkan agar PLN dapat memastikan keandalan listrik yang sangat dibutuhkan dalam proses produksi gas oksigen, yang saat ini banyak dibutuhkan untuk keperluan medis pasien COVID-19.

"Dukungan listrik PLN juga sangat dibutuhkan bagi produsen gas oksigen untuk keperluan medis. Selama ini produktivitas industri gas oksigen sangat bergantung pada keandalan listrik PLN," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, hal ini penting karena terkait dengan instrumentasi elektrik sistem produksi gas oksigen. Bila terjadi gangguan terhadap listrik PLN maka secara langsung sistem produksi gas oksigen juga akan terganggu.

Ia memaparkan bahwa di Indonesia ada enam perusahaan industri utama penghasil gas oksigen nasional yakni, Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia, yang pabriknya tersebar dari Banten sampai Surabaya.

Sedangkan total gas oksigen yang dihasilkan keseluruhan perusahaan tersebut adalah sebesar 640 juta ton per tahun dengan kapasitas industri 74 persen.

Mengingat kebutuhan gas oksigen yang meningkat, lanjutnya, kapasitas produksi ini rencananya akan dimaksimalkan sehingga menghasilkan tambahan sekitar 225 juta ton per tahun. Sementara itu, hingga kini belum lagi adanya rencana pengembangan pabrik baru produsen gas oksigen.

“Karena itu keandalan listrik PLN untuk menunjang produktivitas industri gas oksigen tersebut menjadi mutlak di tengah kasus kelangkaan gas oksigen akhir-akhir ini. Sebenarnya, dari sisi suplai daya kita tidak khawatir dengan listrik PLN, karena untuk wilayah Jawa-Bali penyediaan daya listrik PLN sudah surplus lebih dari 30 persen, yang kita khawatirkan justru adalah aspek keandalannya," ujar Mulyanto.

Ia memaparkan berdasarkan data Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM menunjukkan angka ketidakandalan listrik PLN secara rata-rata nasional, baik lama maupun frekuensi mati listrik, sebesar 13 jam per pelanggan per tahun dan 9,5 kali per pelanggan per tahun.

Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menjamin keandalan pasokan listrik untuk industri oksigen yang tersebar di 28 lokasi di Jawa hingga Bali.

"Kami berupaya memastikan keandalan listrik pada industri produsen oksigen agar proses produksi tetap lancar,” kata Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (4/7).

Pihaknya juga menjamin keandalan listrik 577 rumah sakit rujukan COVID-19 selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3-20 Juli 2021.

Dia menjelaskan daya listrik di Jawa, Madura, dan Bali dalam kondisi aman karena memiliki data mampu mencapai 37.400 megawatt dengan beban puncak sekitar 27.335 megawatt dan cadangan daya sekitar 10.065 megawatt.

PLN juga melakukan beberapa langkah antisipatif untuk memastikan keandalan listrik industri oksigen agar tetap terjaga, di antaranya pengecekan jaringan, pemasangan proteksi agar potensi gangguan eksternal dapat dikurangi, assessment, dan melakukan rekonfigurasi jaringan sebagai antisipasi terjadinya gangguan.

Selain itu, PLN menyiagakan pula sebanyak 23.934 personel khusus di Jawa hingga Bali yang tersebar di 420 posko, serta 1.786 kendaraan bermotor dan 789 peralatan pendukung seperti genset, uninterruptible power supply, dan unit gardu bergerak.

Baca juga: Permintaan naik, produsen oksigen tingkatkan produksi hingga 20 persen
Baca juga: PLN jamin keandalan listrik untuk pabrik oksigen di Jawa hingga Bali
Baca juga: Kemenperin datangkan oxygen concentrator untuk pasien COVID-19

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021