Jakarta (ANTARA News) - Indonesia meminta Organiasasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) untuk melakukan pengkajian ilmiah terhadap produk pangan dan pertanian hasil rekayasa genetika atau "transgenik".

Menteri Pertanian Suswono, di Jakarta, Minggu mengatakan, dengan adanya pengkajian ilmiah tersebut diharapkan tidak akan ada lagi pro-kontra terhadap produk transgenik tersebut.

"FAO diminta untuk memfasilitasi kajian ilmiah terhadap produk GMO atau hasil rekayasa genetika itu," katanya ketika menyampaikan hasil kunjungannya ke Korea Selatan dan China, beberapa waktu lalu.

Kunjungan Mentan ke Korea Selatan dalam rangka menghadiri Sidang ke 30 Pejabat Tinggi (SOM) FAO "Asia and Pacific Regional Conference" (APRC) di Gyeongju, pada 27-29 September 2010 sedangkan ke China meninjau stan Indonesia pada "World Expo" di Shanghai.

Kajian ilmiah tersebut, lanjutnya, agar dapat dijadikan acuan bagi negara anggota FAO dalam menyikapi produk rekayasa genetika dalam upaya mendukung ketahanan pangan.

Suswono menyatakan, saat ini negara-negara di dunia menghadapi tantangan berat dalam mewujudkan ketahanan pangan sebagai dampak perubahan iklim.

Sejumlah permasalahan yang dihadapi, lanjutnya, antara lain pelandaian produktivitas pangan ("leveling off") terutama padi, bencana alam serta harga pangan yang tinggi dan tidak stabil.

Salah satu upaya untuk menanggulangi penurunan produksi pangan, lanjutnya, yakni dengan memanfaatkan teknologi rekayasa genetika, guna menghasilkan varietas tanaman yang memiliki produktivitas tinggi serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit maupun kekeringan serta banjir.

Sementara itu, salah satu upaya Kementerian Pertanian dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap penurunan produktivitas padi, melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, telah menghasilkan benih padi varietas Inpari, Inpago dan Inpara.

Mentan menyatakan, padi varietas Inpari-13 merupakan tanaman yang tahan terhadap serangan hama wereng, sedangkan Inpara mampu tahan terhadap genangan air bahkan hingga dua pekan, sehingga sesuai untuk wilayah yang sering kebanjiran.

Sementara benih padi varietas Inpago, tahan kekeringan sehingga sesuai untuk daerah yang curah hujannya sedikit.(*)

S025/C004

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010