Hanoi (ANTARA) - Ibu kota Vietnam, Hanoi, mendesak warganya untuk tetap berada di rumah mulai Senin dan memerintahkan penghentian semua layanan nonesensial akibat kemunculan klaster baru infeksi COVID-19 dalam beberapa hari belakangan, kata otoritas pada Senin.

Pemkot Hanoi, yang telah melarang layanan makan di restoran dan menutup salon serta pusat kebugaran, juga menghentikan layanan bus penumpang dan kereta api tujuan provinsi-provinsi di wilayah selatan yang mengalami lonjakan terparah.

Hanoi hanya mencatat 400 lebih kasus sejak Mei, lebih sedikit dibandingkan dengan lebih dari 50.000 kasus di seluruh negeri. Akan tetapi, otoritas telah menerapkan pembatasan di sejumlah daerah di kota tersebut setelah muncul wabah baru.

Vietnam berhasil mempertahankan  kasus COVID-19 relatif rendah berkat pengujian massal yang ditargetkan dan pelacakan kontak yang ketat serta aturan karantina dan kontrol perbatasan. Namun, klaster baru COVID-19 dalam beberapa pekan belakangan memicu kekhawatiran di kalangan pejabat kesehatan.

"Wabah ini berbeda dari wabah sebelumnya," kata Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long saat rapat pencegahan COVID-19, Minggu (18/7). "Kami sedang mempersiapkan dan bersiap untuk skenario buruk dan yang paling buruk."

Pembatasan ketat sebelumnya diberlakukan di wilayah selatan, tempat tiga perempat dari infeksi baru terdeteksi.

Otoritas penerbangan sipil Vietnam pada Minggu memerintahkan maskapai domestik agar menghentikan sementara penerbangan tujuan wilayah selatan hingga setidaknya 1 Agustus.

Long mengatakan Kementerian Kesehatan telah mengirim 2.000 ventilator dan ratusan ribu petugas kesehatan yang paling berkualitas ke wilayah selatan. Wilayah-wilayah yang terdampak parah pandemi juga akan diprioritaskan dalam pengadaan sekitar tujuh juta tes COVID cepat yang bakal tiba di Vietnam pekan depan.

Kasus COVID-19 harian Vietnam mencapai rekor baru, yakni 5.926 kasus, sehingga menjadi 53.830 kasus.

Negara Asia Tenggara itu juga melaporkan penambahan 29 kematian sejak 4-17 Juli, sehingga berjumlah 254 jiwa.

Kementerian Kesehatan menyebutkan kematian itu awalnya tidak dilaporkan lantaran terjadi kesalahan teknis.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kasus COVID-19 meningkat, Hanoi batasi pergerakan orang

Baca juga: Kepala CDC Hanoi divonis 10 tahun penjara atas kasus 'mark-up' COVID

Baca juga: Pria Vietnam dihukum 18 bulan karena langgar aturan COVID-19


 

Yang bisa kita pelajari dari Vietnam

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021