Kenapa kita mendorong KEK, karena dengan investasi yang baru kemudian penyerapan tenaga kerja jangka panjang dan tentunya diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi maupun penduduk dari lokasi lain
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mencatat realisasi investasi pada 14 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mencapai Rp52,23 triliun pada triwulan I 2021 serta telah menciptakan 22.968 tenaga kerja.

“Kenapa kita mendorong KEK, karena dengan investasi yang baru kemudian penyerapan tenaga kerja jangka panjang dan tentunya diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi maupun penduduk dari lokasi lain,” kata Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy Prawiradinata dalam webinar University Lecture 3 - Road to Indonesia Development Forum 2021 di Jakarta, Kamis.

Rudy menyampaikan total KEK di Indonesia adalah 18 KEK dengan penambahan 4 KEK baru pada 2021, yakni KEK Nongsa, KEK Batam Aero Technic, KEK Lido dan KEK Gresik. Sedangkan 1 KEK yakni KEK Tanjung Api-Api dalam pertimbangan untuk dilakukan pencabutan status.

Berdasarkan evaluasi Bappenas, 9 KEK berbasis industri menghadapi isu kemampuan pembiayaan dan kurangnya ketersediaan infrastruktur terutama sanitasi dan persampahan. Kinerja paling positif diperoleh KEK Sei Mangkei Sumatera Utara, diikuti KEK Kendal Jawa Tengah, Kek Arun Lhoksemawe Aceh dan KEK Galang Batang. Sedangkan kinerja paling buruk terdapat pada KEK Tanjung Api-Api Sulawesi Selatan.

“KEK Tanjung Api-Api banyak yang belum siap, baik ketersediaan infrastruktur di dalam kawasan maupun di luar kawasan karena ini saling mengisi juga mana yang duluan karena memang seharusnya bersinergi satu sama lain,” ujar Rudy.

Kemudian untuk KEK berbasis pariwisata menghadapi isu aksesibilitas, ketersediaan infrastruktur dan ketahanan terhadap risiko bencana. Kinerja paling positif diperoleh KEK Mandalika NTB, diikuti KEK Tanjung Kelayang Belitung Timur dan KEK Tanjung Lesung Pandeglang.

Lebih lanjut, Rudy menyampaikan KEK Galang Batang merupakan KEK yang mencatatkan kesuksesan melalui ekspor alumunia pada 2021 dengan nilai diperkirakan mencapai Rp4 triliun ketika sudah beroperasi penuh.

“Beberapa keunggulan yang sudah disiapkan oleh Galang Batang ini sudah sangat bagus dan bisa kita gunakan sebagai referensi untuk pengembangan KEK lainnya,” ungkapnya.

Ia menyampaikan realisasi KEK Galang Batang hingga 2020 sebanyak 4.531 orang dan diproyeksikan mencapai 21.000 orang jika beroperasi penuh. KEK Galang Batang juga diperkirakan meningkatkan PDRB Rp7,8 triliun pada 2025 terhadap ekonomi regional.

Begitu juga dengan infrastruktur pendukung di sekitar KEK Galang Batang yakni Bandara Haji Fisabilillah yang nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp36,25 triliun untuk jangka waktu 5 tahun. Serta aktivitas industri yang pada triwulan IV 2021 telah mencapai target 35,37 persen atau setara Rp12,83 triliun.

Adapun untuk mengembangkan KEK ke depan, Bappenas melakukan berbagai rekomendasi kebijakan mulai dari tahap perencanaan, pembangunan serta tahapan pengendalian dan evaluasi. Seperti, menyelaraskan konsep pembangunan KEK dengan arah kebijakan pengembangan wilayah dan pembangunan sektoral, memperkuat peran pemerintah daerah dan lembaga pengelola dalam penyiapan kawasan dan pendukungnya, hingga memberikan dukungan pemerintah pusat dan daerah secara lebih efektif melalui koordinasi kebijakan lintas Kementerian/Lembaga dan daerah.

Baca juga: KEK Galang Batang diharapkan jadi pendorong pemulihan ekonomi
Baca juga: Pembangunan KEK Singhasari tahun pertama lampaui target
Baca juga: Erick Thohir minta PTPN III dongkrak daya saing KEK Sei Mangkei


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021