Melalui sinergi dengan berbagai stakeholder, saya kira tantangan-tantangan itu bisa dikelola sehingga kami bisa minimalkan risikonya.
Jakarta (ANTARA) - Proyek pengembangan energi panas bumi di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan terutama dari sisi lingkungan, sosial, akses pendanaan, hingga efisiensi biaya, kata Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana.

Menurut dia, pemerintah terus berupaya mengatasi hambatan itu melalui strategi tindakan dan kolaborasi.

"Melalui sinergi dengan berbagai stakeholder, saya kira tantangan-tantangan itu bisa dikelola sehingga kami bisa minimalkan risikonya," kata Dadan dalam diskusi daring Urgensi Transisi Energi ke Panas Bumi yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Baca juga: PLTP Sorik Marapi Unit 2 berkapasitas 45 MW resmi beroperasi

Kementerian ESDM mencatat proyek pengembangan panas bumi di Indonesia saat ini setidaknya punya lima tantangan, yaitu area prospek panas bumi terletak pada kawasan konservasi dan warisan hutan hujan tropis di Sumatera, risiko eksplorasi, dan akses pendanaan yang sulit.

Kemudian, tantangan selanjutnya adalah efisiensi biaya untuk harga listrik panas bumi yang lebih kompetitif, dinamika sosial, dan permintaan kelistrikan di daerah setempat.

"Pemerintah perlu menyusun strategi untuk mengatasi isu-isu tersebut. Semua pemangku kepentingan perlu berpartisipasi mengembangkan energi panas bumi," terang Dadan.

Baca juga: PLN gencar membangun infrastruktur pembangkit listrik panas bumi

Dia menyampaikan pemerintah telah menetapkan tujuh strategi untuk mengatasi tantangan tersebut, yakni akselerasi pelaksanaan eksplorasi dengan pemerintah, kerja sama dengan kementerian maupun lembaga lain terkait pemanfaatan sumber daya alam di area konservasi, dan menyelamatkan kerangka regulasi untuk aplikasi pemanfaatan langsung.

Strategi selanjutnya dengan menyediakan data dan informasi yang berkualitas serta mudah diakses oleh publik, berbagi pengetahuan dengan mendapatkan diskusi publik untuk memitigasi isu-isu sosial.

Kemudian, ada juga strategi pengembangan kompetensi personal hingga bekerja sama dengan kementerian lembaga terkait untuk menyediakan insentif dan dukungan proyek pendanaan bagi proyek-proyek panas bumi.

Baca juga: ReforMiner: Tekan impor migas dengan pemanfaatan panas bumi

Dadan menegaskan pihaknya telah mendapatkan dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang pemanfaatan air dan kawasan konservasi untuk pengembangan energi panas bumi.

"Tantangan dari sisi sumber bahwa ini terkait dengan lingkungan dan status hutan. Kami masih bekerja, dukungan dari KLHK sangat bagus, ada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 yang melarang pemanfaatan air, ini juga sedang diselesaikan," ucap Dadan.

Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengungkapkan panas bumi dapat menjadi tulang punggung transisi energi di Indonesia, karena potensi panas bumi tersebar di seluruh Indonesia yang dikelilingi cincin api.

Menurutnya, energi panas bumi kelak akan membangkitkan dan menggerakkan ekonomi masyarakat.

"Posisinya tersebar di seluruh Indonesia, jadi ketahanan energinya lebih gampang dibandingkan dengan posisi kalau hanya ada di tempat-tempat tertentu," pungkas Surya Darma.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021