Ini merupakan pekerjaan rumah Pemerintah, bagaimana mewujudkan optimisme itu
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Survei Charta Politika Indonesia melaporkan masyarakat masih optimis ekonomi Indonesia terus membaik selama setahun akan datang.

"Sebanyak 60,5 persen optimis, 29 persen tidak optimis, dan 10,5 persen tidak menjawab," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya dalam jumpa pers secara daring, di Jakarta, Kamis.

Yunarto menegaskan optimisme masyarakat itu merupakan berita bagus, karena kepercayaan masyarakat masih ada, baik terhadap kondisi saat ini dan baik untuk Pemerintah.

"Tetapi ini juga menjadi pelik, ketika harapan dan optimisme ini tidak dijawab dengan perbaikan oleh Pemerintah," kata Yunarto.

Yunarto mengatakan dalam survei itu, sebanyak 65,9 persen responden menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini sangat buruk, sementara 31,7 persen menyatakan baik.

"Ini merupakan pekerjaan rumah Pemerintah, bagaimana mewujudkan optimisme itu," ujarnya.

Yunarto menjelaskan tingkat kepuasan terus meningkat dari beberapa periode survei yang dilakukan sejak Mei 2020.

Charta Politika Indonesia menyelenggarakan survei nasional evaluasi kebijakan peta politik masa pandemi. Pengumpulan data dilakukan pada 12-20 Juli 2021 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur.

Jumlah sampel sebanyak 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi. Survei ini menggunakan metode sampling multistage random sampling atau penarikan sampel acak bertingkat dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Usia minimum responden adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021 yang mencapai 7,07 persen (yoy) menunjukkan bahwa arah dan strategi pemulihan sudah benar.

“Triwulan II menunjukkan arah pemulihan sudah benar, strategi pemulihan sudah benar, dan mulai menghasilkan dampak atau hasilnya,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta.

Sri Mulyani menjelaskan hal itu ditandai dengan pulihnya seluruh mesin penggerak ekonomi, yaitu konsumsi rumah tangga tumbuh 5,59 persen, investasi 7,6 persen, ekspor 31,8 persen, konsumsi Pemerintah 8,1 persen, dan impor 31,2 persen.

Kemudian juga manufaktur tumbuh 6,6 persen, perdagangan 9,4 persen, konstruksi 4,4 persen, pertambangan 5,2 persen, transportasi 25,1 persen, serta akomodasi makan dan minum 21,6 persen.
Baca juga: Anggota DPR: PPKM berhasil ekonomi nasional segera pulih
Baca juga: Ekonom Faisal Basri: Kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia lambat

Pewarta: Fauzi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021