Jakarta (ANTARA) - Sprinter Indonesia Saptoyogo Purnomo finis di posisi enam pada final nomor lari 200 meter T37 Paralimpiade Tokyo 2020, sehingga ia belum berhasil menggondol medali.

Pada babak final yang berlangsung Sabtu, pukul 10.27 waktu setempat, Saptoyogo finis keenam dari delapan kontestan dengan mencatatkan waktu 23,27 detik, demikian catatan resmi kompetisi.

Medali emas diraih sprinter Amerika Serikat Nick Mayhugh dengan waktu 21,19 detik, medali perak diraih Andrei Vdovin (ROC) dengan 22,24 detik dan Mendonca de Gomes (Brazil) meraih perunggu dengan waktu 22,62 detik.

Di atas Saptoyogo ada dua sprinter lainnya, yakni Chermen Kobesov (ROC) dengan waktu 22,85 detik dan Michael Kotkowski dari Polandia dengan 23,12 detik yang finis kelima.

Baca juga: Saptoyogo berharap tampil maksimal di final 

Meski gagal merebut medali, Saptoyogo mencatatkan penampilan terbaiknya di nomor tersebut, lebih cepat dari waktu yang dicetaknya pada babak penyisihan dengan 23,41 detik.

Saptoyogo juga berhasil mengungguli Ali Alnakhli (Arab Saudi) yang finis ke-7 dengan catatan waktu 23,29 detik dan CG Luiz da Costa (Brazil) di urutan buncit dengan 23,49 detik.

Sebelumnya, atlet asal Banyumas, Jawa Tengah itu berhasil masuk final nomor Men's 200m - T37 Paralimpiade Tokyo 2020 setelah lolos babak penyisihan, Jumat (3/9), pukul 18.12 waktu setempat.

Di penyisihan, Saptoyogo finis ketiga dengan torehan waktu 23,41 detik, di bawah Mayhugh dari Amerika Serikat dengan waktu paling cepat, yakni 22,26 detik, dan Kobesov dari ROC (23,19 detik) di peringkat kedua.

Kontingen Indonesia saat ini masih berada di peringkat 67 klasemen medali Paralimpiade Tokyo 2020 dengan raihan satu perak dan dua perunggu.

Medali perak disumbangkan oleh Ni Nengah Widiasih dari cabang para-powerlifting kelas 41kg putri, serta dua perunggu dari Saptoyogo pada cabang para-atletik nomor 100m putra T37 dan David Jacobs dari cabang olahraga para-tenis meja kelas 10 perorangan putra. 

Baca juga: Saptoyogo masuk final lari 200 meter 
Baca juga: Jadwal Indonesia 4 September: Peluang tambah medali terbuka 

 

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021