Banjarmasin (ANTARA) - Nastrusnicu Roxana Andreea adalah atlet naturalisasi yang membela kontingen Kalimantan Selatan dalam cabang olahraga gulat Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 di Papua bulan depan.

Roxana merupakan salah satu dari dua pegulat putri andalan Kalimantan Selatan dalam memburu medali emas PON yang akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Oktober nanti dan akan ditutup pada 15 Oktober tersebut.

Atlet bernama lain Rahma Sofia ini akan turun pada nomor 76kg gaya bebas putri.

Dua kali membela Kalimantan Selatan dalam PON, atlet kelahiran Rumania 13 Januari 1989 ini bertekat mempertahankan medali emas yang didapatnya pada PON Jawa Barat 2016.

Ketangguhannya bakal diuji pada PON Papua. Pada pra-PON, Roxana yang resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 17 Mei 2016 ini hanya merebut medali perak setelah takluk kepada pegulat putri Jawa Timur.

Baca juga: Rola yakin persembahkan emas tinju PON Papua kepada Sumbar

"Tapi sekarang kondisi badan alhamdulillah sudah jauh lebih bagus dari waktu pra-PON," kata dia di Banjarmasin, Jumat.

Roxana yang bersuamikan pria asli Banjarmasin yang juga pegulat dan sudah dikaruniai seorang putra ini bertekad untuk bertarung lebih kuat lagi sampai bisa mempertahankan medali emas PON.

Mengingat gulat mulai dipertandingkan pada 8 Oktober 2021 di GOR Futsal Dispora Marauke, Roxana pun terus mematangkan kekuatannya di bawah pelatih khusus yang juga mertuanya, Indra Syafri.

Dengan disiplin berlatih, Roxana yakin bisa kembali mempersembahkan medali emas kepada Kalimantan Selatan meskipun lawan-lawannya dia akui sangat bagus.

Roxana bertekad menjadi pegulat tak terkalahkan pada nomornya sehingga membuat bangga Kalimantan Selatan yang sudah menjadi rumah dan tempat karirnya berkembang.
Pegulat Kalsel Roxana saat geber latihan untuk PON Papua. ANTARA/Handout/aa.

Baca juga: Sulawesi Selatan andalkan Ismail Kadir rebut emas biliar PON Papua


Setia kepada Kalimantan Selatan

Roxana tidak hanya milik Kalimantan Selatan karena dia juga sudah menjadi bagian tim nasional gulat putri Indonesia.

Dan dia bukan penggembira, melainkan kerap turut mengharumkan nama Indonesia.  Salah satu yang bisa disebut adalah kiprahnya dalam Asian Championship di Filipina pada 2013 ketika dia mempersembahkan dua medali emas kepada Indonesia.

Tak ayal, rangkaian prestasi yang dicatatnya telah membuat banyak daerah berusaha merekrut dia, khususnya untuk event-event besar seperti PON.

Namun Roxana menegaskan tetap setia dengan Kalimantan Selatan yang menjadi tempatnya dibina. Dia tak tergoda oleh berbagai rayuan dan iming-iming materi yang luar biasa menggiurkan dari sejumlah daerah yang berusaha menariknya guna berkompetisi di bawah panji daerah-daerah itu.

"Ada yang menawarkan jika saya mau pindah ke daerah itu, diberi mobil, rumah hingga bonus yang besar. Tapi saya rasa sudah mencintai Kalimantan Selatan karena di sini rumah dan keluarga saya sekarang," kata Roxana.

Baca juga: Cerita Fania dan keputusannya tunda punya momongan demi PON Papua

Dia sendiri ingin terus mempersembahkan yang terbaik kepada Kalimantan Selatan dalam ajang-ajang nasional sampai kekuatannya benar-benar sudah habis.

Tetapi dia bertekad tidak akan pensiun setelah PON Papua nanti selesai. Dia justru akan terus bertanding dari matras ke matras pada PON selanjutnya.

"Saat ini usia saya sudah 32 tahun, saya masih bisa mengikuti PON selanjutnya sesudah PON Papua," tegas Roxana.

Dia sudah mencintai gulat sejak masih usia 9 tahun, meskipun orang tuanya tidak menurunkan bakat gulat kepadanya.

Roxana lalu mengungkapkan kisah lain tentang dirinya saat di kampung halamannya di Rumania sana. Sewaktu kecil itu dia sudah dikenal gadis yang tomboi dan gemar berkelahi. Namun kegemaran ini malah mengantarkan dia kepada gulat yang lama kelamaan sukses menyalurkan bakatnya.

Baca juga: Jabar optimistis bongkar dominasi Jatim di cabang selam PON Papua

Begitu remaja Roxana sudah menjadi atlet timnas Rumania. Dia bahkan pernah mempersembahkan medali emas dari kejuaraan Eropa, kepada Rumania.

Nasibnya kemudian berubah besar manakala datang ke Indonesia dari Rumania pada 2012 sebagai undangan guna menjadi lawan tanding persahabatan dengan tim gulat Kalimantan Selatan.

Inilah momen yang mengubah sama sekali hidupnya.  Berawal dari situ, Roxana kemudian menemukan belahan hatinya di Banjarmasin.

Adalah Indra Satria Prakarsa yang atlet gulat Kalimantan Selatan, yang berhasil meluluhkan hati Roxana.

Bermula dari perkenalan di atas matras tanding, bunga cinta di antara kedua insan gulat ini menyemai subur sampai kemudian keduanya sepakat mempersatukan diri dalam mahligai pernikahan.

Tidak lama setelah itu Roxana pun menjadi langganan dan andalan gulat putri Kalimantan Selatan pada berbagai laga sampai kemudian dia sukses mengukir banyak prestasi.

Pada PON Papua 2021, Roxana menjadi salah satu dari sembilan atlet yang dikirimkan Kalimantan Selatan yang membidik minimal dua medali emas dari gulat.

Target itu lebih sedikit ketimbang yang dicapai Kalimantan Selatan pada PON Jawa Barat 2016 ketika saat itu daerah ini merebut empat medali emas, tiga medali perak dan sembilan medali perunggu.

Namun itu target minimal. Bukan tak mungkin Kalimantan Selatan memperoleh lebih dari dua medali emas. Tetapi satu hal yang pasti, Roxana akan berusaha mati-matian mempersembahkan medali emas kepada rumahnya kini, Kalimantan Selatan.

Baca juga: Atlet panahan Azmi Hamzah siap persembahkan medali di PON Papua

 

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021