Denpasar (ANTARA) - Judoka putri Ni Kadek Anny Pandini bakal menjadi andalan kontingen Bali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua untuk mendulang medali demi mengharumkan daerah kelahirannya.

Sosok perempuan kelahiran Kota Denpasar 10 Mei 1963 ini siap berjuang maksimal meraih medali emas pada ajang olahraga empat tahunan tersebut.

Anny Pandini yang saat ini bekerja sebagai anggota Korp Wanita Angkatan Darat (Kowad) dan berdinas di Jasdam IX/Udayana tersebut tidak mau mengecewakan daerah kelahirannya pada pertarungan judo ajang PON di bumi "Cendrawasih".

Anny merupakan anak kedua dari pasangan I Wayan Sarjana dan Ni Desak Putu Redini. Sebagaimana Anny yang bertugas sebagai prajurit TNI AD, ayahnya juga merupakan pensiunan kesatuan TNI.

Judoka Anny Pandini yang juga penghuni pelatnas ini telah menyatakan tekadnya mempertahankan medali emas kelas 57kg putri yang pernah diraihnya saat PON XIX tahun 2016 di Jawa Barat.

Baca juga: Hasil PON Papua jadi evaluasi kesiapan PJSI ke ajang internasional

"Saya punya target mempertahankan prestasi medali emas yang saya raih di PON Jawa Barat tahun 2016. Kalau soal persaingan, tentu berasal dari judoka sesama pelatnas,” ucapnya.

Anny Pandini, peraih medali emas SEA Games Filipina 2019, mengatakan, meski saat ini dirinya masih menghuni pelatnas tetapi karena akan memperkuat Bali di ajang PON Papua, maka semua atlet pelatnas kembali ke daerah masing-masing.

"Saat ini status saya masih di pelatnas, tetapi karena PON, jadi balik ke daerah masing-masing, termasuk teman-teman di pelatnas," katanya.

Judoka putri asal Kabupaten Tabanan ini memandang lawan terberat adalah Hanifah dari DKI Jakarta. Dia juga turun di kelas yang sama dan mereka merupakan sesama atlet pelatnas.

"Saya tetap fokus dan tidak akan meremehkan lawan. Terpenting saat ini saya fokus untuk meningkatkan kualitas teknik demi Pulau Dewata di PON mendatang," ujar Anny Pandini.

Baca juga: PB PJSI tunjuk Erliyanto sebagai wasit di PON XX Papua
Baca juga: Pejudo Jambi jaga kesehatan dan optimis raih medali PON XX

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021