Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pihaknya berupaya memperjuangkan afirmasi tambahan untuk seleksi guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

“Kemendikbudristek saat ini mendengarkan aspirasi masyarakat yang sedang memperjuangkan kebijakan afirmasi tambahan, baik bagi daerah yang kekurangan guru dan juga peserta di atas 50 tahun,” ujar Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan pihaknya dan juga panitia seleksi akan terus memperjuangkan dalam bentuk afirmasi. Akan tetapi hal itu bukan keputusan Kemendikbudristek sendiri melainkan keputusan panitia seleksi juga, sehingga harus ada konsensus.

Baca juga: Nadiem tegaskan akan basmi tiga dosa dalam sistem pendidikan nasional

Kemendikbudristek juga mempertimbangkan saran dari pakar pendidikan tentang pentingnya integritas dalam proses seleksi guru, untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

“Dengan demikian ada dua opini yang dua-duanya valid. Satu opini tentang apresiasi bagi guru yang sudah mengabdi lama, dan satu lagi tentang pentingnya integritas,” terang dia.

Dua opini tersebut harus dipikirkan seimbang, tidak hanya satu pihak saja. Nadiem menambahkan sebelumnya pihaknya sudah mengeluarkan berbagai afirmasi dalam seleksi PPPK.

Afirmasi tersebut diantaranya tenaga honorer yang sudah memiliki sertifikat pendidik yakni 100 persen, guru honorer usia di atas 35 tahun yang berstatus aktif sebagai guru selama tiga tahun yakni 15 persen, dan guru honorer penyandang disabilitas yakni afirmasi 10 persen dan 10 persen untuk guru honorer Tenaga Honorer Kategori (THK) II.***3***

Baca juga: Nadiem akan laporkan potensi mendunia Candi Muaro Jambi ke Presiden
Baca juga: Menteri Nadiem bermalam bersama orang rimba di Sarolangun
Baca juga: Nadiem puji anak muda SAD yang lanjutkan pendidikan


Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021