Tren kendaraan listrik membuka ruang dan peluang investasi baru di sektor pendukung transportasi
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menginginkan agar transportasi ojek daring ke depannya dapat menggunakan kendaraan motor listrik karena memiliki manfaat yang sangat banyak dari berbagai aspek perekonomian.

"Ojeg online dan jasa motor di Indonesia sangat banyak, kalau inovasi ini bisa diterapkan dan masyarakat beralih ke motor listrik ini sangat luar biasa dan bisa menghemat BBM," kata Mulyanto dalam rilis di Jakarta, Jumat.

Menurut Mulyanto, biaya perombakan motor bahan bakar bensin ke listrik masih cukup mahal, namun kalau dibuat secara massal maka biayanya bisa lebih murah.

Untuk itu, DPR RI akan mendorong subsidi di tahap awal pengembangan motor listrik.

Dengan demikian, diharapkan juga dapat menarik investor untuk melakukan pembuatan motor tersebut dalam skala besar.

"Kita tadi lihat semua pengembangannya menggunakan baterai lithium, namun sampai saat ini kita belum bisa membuat baterai tersebut padahal bahan bakunya tersedia di negara kita," katanya.
Baca juga: Kementerian ESDM meluncurkan program konversi motor BBM ke listrik
Baca juga: Motor listrik diprediksi cepat berkembang di Indonesia, ini alasannya


Mulyanto juga mendorong terus agar riset-riset untuk bisa membuat baterai lithium yang waktu pemakaiannya lebih panjang dapat semakin dikembangkan.

Sebagaimana diwartakan, PT PLN (Persero) membuka peluang kerja sama bagi para pelaku usaha untuk ikut membangun 101 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sepanjang 2021.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan peluang bisnis SPKLU ini memiliki prospek cukup menggiurkan mengingat tren penjualan mobil listrik terus meningkat. PLN menyiapkan skema bisnis dan insentif menarik bagi investor yang ingin bergabung.

“Tren kendaraan listrik membuka ruang dan peluang investasi baru di sektor pendukung transportasi. PLN yang mendukung gaya hidup kekinian yang ramah lingkungan dengan penggunaan peralatan elektrik, mengajak para pelaku usaha memanfaatkan peluang ini,” ujar Bob dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (23/9).

Pada 2020, penjualan mobil listrik naik 46 persen. Hal ini berbanding terbalik dengan mobil konvensional yang justru penjualannya menurun hingga 14 persen. Ditambah, hasil riset juga menunjukkan minat masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik dinilai berada di atas rata-rata keinginan warga negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan roadmap yang disusun Kementerian ESDM, potensi jumlah kendaraan listrik di Indonesia pada 2030 mencapai 2,2 juta mobil listrik dan 13 juta motor dengan 31.859 unit SPKLU. Jumlah kendaraan listrik ini diharapkan bisa menekan impor BBM sekitar 6 juta kilo liter pada tahun tersebut.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan paling lambat Mei 2022 Indonesia sudah memproduksi mobil listrik.

Bahlil menjelaskan produksi mobil listrik itu merupakan investasi Hyundai senilai 1,55 miliar dolar AS (setara Rp21 triliun) yang ditandatangani pada November 2019. Meski pandemi COVID-19 melanda sejak 2020, namun perusahaan asal Korea Selatan itu mampu untuk tetap merealisasikan investasi mereka.
Baca juga: Wagub DKI: ojek-taksi daring wajib miliki STRP karena aturan
Baca juga: Menteri ESDM ingin UKM terlibat dalam program sepeda motor listrik

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021