Bojonegoro (ANTARA News) - Sebanyak 30 suporter bondo nekat (bonek, alias modal nekat)) Persebaya 1927 Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu pukul 03.00 WIB diserahkan ke Kepolisian Resor (Polres) Lamongan setelah terjaring operasi polisi di kereta api (KA) Kertayaya di stasiun setempat.

"Mereka kita serahkan ke Polres Lamongan, sebab kejadian penganiayaan yang diduga dilakukan suporter Bonek terjadi di Lamongan," kata Kasubag Ops Polres Bojonegoro, Kompol Agung Wahono, Minggu.

Di Stasiun KA Lamongan, suporter Bonek yang naik KA Kertajaya dari Surabaya jurusan Jakarta, Sabtu (22/1) melakukan penganiayaan atas suporter Persela, Lamongan. Dalam kejadian itu, seorang suporter Lamongan, Gilang Ramadhan (24), meninggal dunia dan seorang suporter lainnya menderita luka serius.

Menurut Kompol Agung Wahono, menyusul kejadian penganiayaan itu, polisi di Bojonegoro mendapatkan laporan ciri-ciri pelaku penganiayaan. Di Stasiun KA Bojonegoro, puluhan petugas melakukan pengeledahan suporter Bonek yang naik KA Kertajaya.

Operasi yang langsung dipimpin Kapolres Bojonegoro, AKBP Widodo tersebut, berhasil mengamankan 30 supoter Bonek, karena diketahui tidak membawa karcis. Rencananya, suporter Bonek yang naik KA tersebut akan mendukung Persebaya 1927, berlaga di Tangerang.

Setelah menjalani pemeriksaan di Mapolres, akhirnya dengan kendaraan truk mereka dikirim ke Polres Lamongan. "Pengusutan selanjutnya atas suporter itu, kita serahkan Polres Lamongan," katanya menjelaskan.

Gilang, warga Perumda Deket Lamongan berada di kamar mayat RS Muhammadiyah Lamongan.

Peristiwa itu bermula aksi sweeping warga Lamongan di Stasiun KA Lamongan untuk mencari bonek yang telah melakukan aksi pelemparan di rumah warga, namun saat KA Kertajaya yang dinaiki bonek akan berangkat, dua pelaku sweeping itu ditarik masuk ke dalam kereta.

Keduanya dihajar beramai-ramai oleh Bonek dan kemudian dilempar dari atas kereta saat berada di Desa Karanglangit, Kecamatan Kota Lamongan.
(T.KR-SAS/B013/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011