Beijing (ANTARA) - Gelombang baru COVID-19 varian Delta di China meluas dan bahkan lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi di Provinsi Nanjing pada Juli.

Otoritas kesehatan di China mencatat bahwa gelombang baru telah menyebar di 11 provinsi.

Pergerakan masyarakat antarprovinsi harus benar-benar dipantau, demikian disebutkan pada laman resmi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China yang dipantau ANTARA di Beijing, Senin.

Deputi Direktur Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) Wu Liangyou melaporkan ada 133 kasus positif dalam sepekan.

Sebanyak 106 kasus di antara jumlah itu terkait dengan 13 kelompok wisatawan, termasuk wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi.

"Saat ini perkembangan kasus makin cepat, tidak hanya terkait dengan kelompok wisatawan. Jumlah kasus positif diperkirakan terus bertambah seiring dengan skrining yang terus berlanjut," kata Wu.

Baca juga: Beijing dibayangi gelombang baru varian Delta

Kabupaten Ejin Banner di Daerah Otonomi Mongolia Dalam menjadi tempat penyebaran kasus baru yang terjadi pada warga lokal selain Lanzhou, Provinsi Gansu.

Objek-objek wisata dan pusat keramaian atau tempat berkumpulnya masyarakat di kedua daerah itu juga telah ditutup total untuk sementara waktu.

NHC mengeklaim kasus terbaru tersebut merupakan kasus impor.

Ejin Banner diidentifikasi sebagai titik penularan karena wilayah itu berada di perbatasan China-Mongolia.

China terakhir kali mengalami gelombang terbesar varian Delta di Nanjing pada Juli. Kasus Nanjing dianggap yang terbesar setelah Wuhan di Provinsi Hubei pada awal 2020.  


Baca juga: China jinakkan lonjakan Delta dalam tempo 35 hari

Baca juga: Enam kasus positif Delta di Shanghai ternyata telah divaksin lengkap


 

Museum arsitektur Wuhan pamerkan kecepatan China dalam perangi COVID-19

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021