Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai tindakan perempuan yang membentak orang tua anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan merupakan tindakan arogan sehingga tindakan tersebut tidak dapat diterima.

"Perbuatan perempuan tadi sama sekali tidak bisa diterima. Hal ini karena sebagai keluarga dari anggota TNI, pelaku justru harus bisa menjaga nama baik institusi. Jadi ini sama sekali tidak bisa diterima karena sangat arogan," kata Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Baca juga: Sahroni: Tidak boleh ada perlakuan khusus bagi penegak hukum korupsi

Dia mengatakan dari video yang beredar dapat dilihat bahwa Arteria Dahlan dan ibundanya sama-sama berusaha menjaga kondusifitas suasana dengan tidak balik berteriak-teriak, apalagi membawa-bawa nama institusi seperti yang dilakukan perempuan tersebut.

Menurut dia, kalau memang benar perempuan pembentak tersebut merupakan keluarga TNI seharusnya yang bersangkutan bisa menjaga nama baik institusi dan tidak emosi, bukan malah "petantang-petenteng".

Baca juga: Sahroni dukung keseriusan Polri basmi "pinjol" ilegal

Selain itu, dia menilai Arteria adalah sosok yang sederhana dan tidak suka memamerkan posisinya sebagai anggota DPR RI namun sikap hormat dan tidak arogan harus tetap dilakukan terhadap siapa saja.

"Arteria Dahlan memang kesehariannya adalah sosok yang sederhana, tidak ada kesan pejabat sama sekali. Ini pelajaran bagi siapa pun agar jangan menilai orang dari luarnya, hormati semua orang mau dia pejabat, rakyat biasa, mau keren, atau gayanya sederhana, semua sama," ujarnya.

Baca juga: Sahroni: Permendikbudristek jawaban keresahan maraknya kasus kekerasan

Sebelumnya ramai beredar unggahan video di media sosial yang menunjukkan seorang anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Arteria Dahlan dan ibunya yang dimaki-maki seorang perempuan ketika berada di Bandara Soekano Hatta, Tangerang, Banten.

Dalam video tersebut, tampak sang perempuan menyebut bahwa dirinya memiliki ayah yang merupakan pejabat TNI.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021