Jakarta (ANTARA) - Emiten farmasi sekaligus anak usaha PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Phapros Tbk, terus gencar melakukan ekspansi meski masih di tengah pandemi COVID-19, salah satunya dengan melakukan ekspor Obat Anti Tuberkulosis (OAT) ke Peru, Amerika Selatan.

Direktur Utama Phapros Hadi Kardoko dalam rilis di Jakarta, Senin, mengatakan, penjajakan kerjasama ekspor Obat Anti Tuberkulosis (OAT) telah berlangsung sejak akhir tahun lalu dan memang ditujukan untuk program pemerintah negara setempat pada 2021.

Menurut Hadi, terdapat hubungan yang baik antara Indonesia dengan Peru, di mana perseroan sebagai keluarga besar BUMN farmasi saat itu mengetahui kebutuhan yang besar atas produk OAT di Peru, termasuk upaya untuk menekan prevalensi kasus penyakit tersebut di sana.

"Sehingga, kami siap menjalin kerjasama dengan Peru di tahun 2020 lalu untuk produk obat TBC yang juga merupakan salah satu produk unggulan hasil pengembangan sendiri. Kerjasama di 2020 tersebut kemudian diwujudkan melalui ekspor kami ke Peru di hari ini," ujar Hadi.

Menurut World Health Organisation (WHO), prevalensi kasus TBC di Peru merupakan yang tertinggi di wilayah Amerika. Tingkat keberhasilan pengobatannya cenderung lambat hanya sekitar 1,5 persen per tahun di mana angka tersebut perlu ditingkatkan hingga 4-5 persen untuk mengakhiri epidemi TBC dan penyakit menular lainnya di 2030.

Hadi menuturkan bahwa Peru memiliki beberapa perusahaan farmasi lokal, namun di antara mereka belum ada yang bisa memproduksi obat TBC, sehingga ekspor tersebut juga merupakan salah satu pencapaian Phapros pada tahun ini.

Total nilai ekspor ke Peru pada 2021 nilainya dibawah Rp10 miliar saat ini, namun di masa depan emiten berkode saham PEHA itu optimistis nilainya bisa lebih besar seiring dengan adanya proyek tender pemerintah negara setempat ataupun negara lain di sekitarnya.

"Dengan upaya peningkatan ekspor ini, dalam beberapa tahun ke depan kami juga menargetkan kontribusi ekspor bisa dibawah 10 persen dari total revenue kami," kata Hadi.

Sebelumnya pada 2020, Phapros melalui anak usahanya, PT Lucas Djaja Group juga telah melakukan ekspor ke Afghanistan dan Kamboja dengan mengirim beberapa jenis obat seperti antibiotik jenis amoxicillin, obat resep kortikosteroid jenis dexamethasone dan obat untuk sakit maag.

Baca juga: Jawa ekspor 2,9 ton tokek kering untuk bahan baku obat ke China
Baca juga: Anak usaha Kimia Farma ekspor obat ke Afghanistan dan Myanmar
Baca juga: Kementan fasilitasi ekspor ekstrak mete untuk obat hewan ke Jerman

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021