Karakteristik dunia digital yang tanpa batas saat ini telah memunculkan berbagai kejahatan yang patut diwaspadai, salah satunya adalah kekerasan berbasis gender online,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan bahwa perempuan perlu memiliki literasi digital yang cakap untuk melindungi diri di dunia maya dan mencegah dampak buruk dari internet.

Bintang dalam diskusi daring bertema "Mengenal Kejahatan Media Sosial untuk Memperkuat Ketahanan Keluarga" yang dipantau secara daring di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa terbukanya akses internet tidak cukup karena penggunaannya tanpa disertai dengan literasi digital yang cakap juga bisa membawa dampak buruk.

"Karakteristik dunia digital yang tanpa batas saat ini telah memunculkan berbagai kejahatan yang patut diwaspadai, salah satunya adalah kekerasan berbasis gender online," kata dia.

Baca juga: Menteri Bintang: Perempuan Indonesia belum merasakan kesetaraan

Bintang menyebut bahwa kekerasan berbasis gender yang terjadi secara daring risikonya semakin meningkat di masa pandemi ini. Berdasarkan catatan tahunan dari Komnas Perempuan tahun 2021, laporan kekerasan berbasis gender daring naik sekitar empat kali lipat dari tahun 2019 ke tahun 2020.

Kekerasan berbasis daring juga berisiko bagi anak-anak. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2020 telah diterima 621 laporan kasus terkait pornografi dan cybercrime yang melibatkan anak.

"Oleh karenanya literasi digital perempuan tidak hanya penting untuk melindungi dirinya sendiri, namun juga untuk melindungi anak-anaknya," kata dia.

Baca juga: Menteri PPPA dorong pemda wujudkan Desa Ramah Perempuan & Peduli Anak

Bintang menegaskan bahwa literasi digital bukan hanya menjadi kewajiban ibu semata, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan ayah.

"Baik orang tua maupun anak harus memiliki pemahaman akan berbagai risiko internet, modus-modus kejahatan yang sering terjadi, alat perlindungan di internet, dan cara melindungi diri di internet," katanya.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021