Program pangan ini akan terus berlangsung walaupun sampai ke tahap recovery
Lumajang (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengkaji skema pemulihan ekonomi untuk para korban erupsi dan awan panas guguran Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.

"Fase pemulihan ada beberapa yang kami galakan, pertama recovery ekonomi karena banyak lahan-lahan yang bisa disebut gagal panen tertimpa abu vulkanik," kata Komandan Posko ACT Lukman Sholehuddin di Lumajang, Jawa Timur, Kamis.
 
Lukman menjelaskan pihaknya melakukan beberapa upaya pemulihan ekonomi, di antaranya pembibitan untuk menggantikan tanaman-tanaman warga yang rusak atau gagal panel akibat erupsi gunung api.
 
Selain pembibitan, ACT menyatakan tetap mendukung logistik dengan menyediakan makanan untuk para korban sampai ekonomi mereka kembali tumbuh.
 
"Jangan sampai mereka punya modal untuk usaha tapi enggak makan, atau punya modal dipakai makan usahanya enggak berjalan. Program pangan ini akan terus berlangsung walaupun sampai ke tahap recovery, kalau ada yang berjualan kami akan inisiasi dengan UMKM," ujar Lukman.
 
ACT tidak hanya memberikan bantuan saat kejadian bencana dan beberapa minggu setelahnya, tetapi sampai ekonomi pengungsi terdampak bisa bangkit kembali.
 
Menurut dia pemulihan ekonomi ini merupakan bukti keseriusan ACT dalam mengelola bencana.
 
"Kami memiliki konsep total disester management (TDM) dari mulai fase pemulihan berupa fisik maupun ekonomi," jelasnya.
 
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang hingga Rabu kemarin (8/12), jumlah korban meninggal dunia tercatat mencapai 34 orang dan yang masih dalam pencarian ada 16 orang.
 
BPBD setempat juga mencatat jumlah ternak warga yang terdampak sebanyak 3.021 ekor dengan rincian 764 ekor sapi potong, 684 ekor kambing atau domba, dan 1.578 ekor unggas.
 
Sedangkan dari sektor pertanian terdapat puluhan hektar lahan pertanian yang rusak akibat diterjang awan panas guguran Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu sore (4/12).
 
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM menghimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah Gunung Semeru dan jarak lima kilometer arah bukaan kawah di sektor tenggara hingga selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.


Baca juga: Terdampak Semeru, petani cabai Desa Supiturang Lumajang percepat panen
Baca juga: 5.354,8 hektare lahan Perhutani terdampak erupsi Gunung Semeru
Baca juga: 20 hektare lahan di Desa Supiturang rusak akibat abu Semeru

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021