New York (ANTARA News) - Seorang bintang film porno, Rabu waktu AS, mengatakan bahwa anggota DPR Amerika Serikat Anthony Weiner telah menyuruhnya berbohong tentang email hubungan mereka dengan harapan skandal seks via  internet yang melibatkan Weiner menguap.

Ginger Lee, yang juga berprofesi penari telanjang, mengatakan hubungannya dengan anggota partai Demokrat asal New York itu berawal dari diskusi politik mengenai hak-hak aborsi dan pelayanan kesehatan tetapi Weiner terus mengarahkan pembicaraan ke arah seksual.  Lee mengatakan dia tak pernah membalas pesan-pesan cabul Weiner.

Selama lebih dari satu pekan, Weiner membantah telah mengirim foto setengah badan dirinya yang hanya mengenakan celana dalam kepada seorang perempuan di Seattle pada 28 Mei.  Dia bahkan mengklaim akun Twitternya sudah diretas.

Tetapi, pada 6 Juni, dia mengakui dirinya berbohong dan dia memiliki hubungan yang tidak semestinya dengan enam perempuan, beberapa diantaranya malah dilakukan setelah politisi itu menikah.
      
Di tengah permintaan kedua kubu (Republik dan Demokrat) agar Weiner mundur, pria ini alahan diberi cuti selama dua minggu sehingga dia bisa mendapat perawatan profesional di pusat rehabilitasi yang tidak diungkapkan.

"Dia meminta saya untuk berbohong mengenai komunikasi kami (yang kami jalan)," kata Lee dalam konferensi pers di New York, didampingi pengacara selebritis Gloria Allred.

"Saya tahu saya tidak bisa berbohong demi dia tetapi saya tidak ingin menjadi seorang yang menempatkan dia dalam situasi sulit. Saya pikir Anthony Weiner harus mundur karena dia telah berbohong."        

"Dia berbohong kepada publik dan media selama lebih dari seminggu," kata Lee. "Bila dia berbohong dalam soal ini, saya tidak punya alasxan untuk mempercainya dalam soal apapun."

Allred mengatakan Lee memiliki kira-kira 100 email yang sudah dia tukar dengan Weiner sejak Maret lalu saat politisi itu pertama kali menghubungi si bintang porno di Twitter setelah perempuan ini memasang blog dukungan untuk Weiner.
       
Allred mengatakan meskipun kebanyakan email itu tidak mengandung konten seksual, Weiner sudah menunjuk pada "kemaluannya" dalam beberapa email, seperti, "Saya juga ada permintaa kostum film, saya perlu menyoroti kemaluan saya" dan "Anda tak akan memberikan kemaluan saya demi kehormatan."

Lee mengatakan tidak ada pertukaran foto diantara mereka berdua.   

Saat skandal terungkap, Lee mencari saran Weiner mengenai bagaimana menghadapi media. Keduanya tetap berkomunikasi dan pada 2 Juni, Weiner menelepon Lee, memberi saran agar mereka berdua tutup mulut soal skandal itu.

"Begitu saya mendapatinya berbohong di televisi nasional, saya tahu bila apapun yang saya katakan setelah itu akan berupa kebohongan atau pengakuan. Saya tidak mau melakukan keduanya," kata Lee.        

Para pemimpin Demokrat Kamis atau JUMAT WIB esok berencana bertemu dalam mana skandal Weiner menjadi salah satu topik yang pasti muncul, kata pembatu partai Demokrat.   

Frkasi Demokrat di DPR AS tidak bisa memaksa Weiner mundur, tetapi di satu sisi rapat anggota partai Demokrat bisa menambah tekanan kepadanya untuk mundur.

Di antara pilihan-pilihan yang ada adalah melepas jabatan komite, mencopotnya dari rapat anggota partai Demokrat dan meluluskan resolusi tidak mengikat yang mengatakan dia harus mundur, yang akan secara efektif menjadi suara tidak percaya kepada dia.
       
Istri Weiner, Huma Abedin (35), seorang pembantu menteri luar negeri Hillary Clinton, kembali ke Washington Rabu dari kunjungan ke Afrika bersama Clinton.      

Demokrat sudah secara pribadi mengungkapkan harapan suatu waktu Weiner berunding dengan istrinya sehingga dia mau mengevaluasi posisinya dan kemudian mundur.

Ketua Fraksi Demokrat Nancy Pelosi sudah meminta penyelidikan etika untuk menentukan apakah, bila ada, peraturan Partai yang sudah dilangar Weiner. Penyelidikan bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan setahun atau lebih.        

Allred mengatakan Lee siap mengungkapkan komunikasinya dengan Weiner kepada penyelidik dan akan bersaksi bila diminta. (*)

Nenny

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011