"Keterbatasan yang dirasakan para periset itu di antaranya kepakaran para periset, infrastruktur seperti peralatan dan laboratorium yang belum memadai, dan penganggaran,"
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan integrasi lembaga riset ke dalam BRIN diharapkan mampu memperbaiki ekosistem riset di Indonesia agar menjadi ideal.

Menurut Handoko, secara umum ekosistem riset di Indonesia belum ideal, salah satunya dapat dilihat dari kondisi di mana masih banyaknya periset yang mengalami kesulitan yang disebabkan berbagai keterbatasan.

"Keterbatasan yang dirasakan para periset itu di antaranya kepakaran para periset, infrastruktur seperti peralatan dan laboratorium yang belum memadai, dan penganggaran," kata Handoko dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.

Handoko menuturkan semua keterbatasan tersebut dapat diminimalisir dengan pengintegrasian seluruh entitas penelitian di Indonesia. Integrasi yang diamanatkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021 meliputi seluruh sumber daya riset, yakni sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan pendanaan.

Integrasi itu diharapkan mampu menjadi solusi atas permasalahan fundamental yang selama ini dihadapi Indonesia di bidang riset.

"Masalah fundamental riset di Indonesia selama ini adalah critical mass yang rendah, maka dengan integrasi ini kita mempunyai SDM yang cukup, infrastruktur yang lengkap dan pendanaan yang besar," tuturnya.

Menurut dia, memperbaiki ekosistem riset tidak sekedar meningkatkan jumlah penelitian yang unggul tetapi bagaimana mencetak sebanyak mungkin orang yang bisa terlibat di dalam riset.

"Periset itu bukan eksklusif ilmuwan saja, tapi setiap orang sebenarnya bisa jadi periset, dengan begitu kita bisa mendapatkan banyak inovasi yang dihasilkan.

Namun kita tidak boleh fokus pada produk karena kalau hanya fokus ke produk nanti sifatnya jadi jangka pendek strateginya," ujar Handoko.

Terkait pendanaan riset di Indonesia, Handoko mengaku sebenarnya dana riset itu cukup besar, hanya saja tercecer di banyak lembaga/kementerian sehingga pembagiannya kecil dan tidak bisa menghasilkan produk yang maksimal.

Meski demikian, Handoko menuturkan hal yang terpenting selain pendanaan dalam riset adalah kualitas SDM dan infrastruktur.

"Dengan SDM riset dan infrastruktur yang baik, maka kita dapat menarik pendanaan dari mitra baik dalam maupun luar negeri melalui berbagai skema kolaborasi," tutur Handoko.
Baca juga: Kepala BRIN: Vaksin Merah Putih jadi prioritas
Baca juga: Peneliti BRIN jelaskan sopir disengat tawon bukan lebah
Baca juga: BRIN dukung industri kuliner dengan alih teknologi pengemasan makanan
Baca juga: BRIN: Komersialisasi PLTP Modular ditargetkan pada 2025

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022