Jambi (ANTARA News) - Sedikitnya 15 hektar kebun pisang di kaki bukit Kumun kota Sungaipenuh Kerinci dilaporkan warga telah diserang oleh virus sehingga hasil produksi menurun hingga 70 persen.

``Sedikitnya ada 15 hektar kebun pisang yang digarap satu kelompok petani pisang telah rusak dan tidak bisa memproduksi buah secara maksimal lagi,`` kata Syafarin (51) salah seorang petani pisang di Kumun, di Sungaipenuh.

Sementara, tambahnya, di kaki bukit Kumun tersebut sedikitnya terdapat sekitar 6 kelompok petani pisang, setiap kali panen yang bisa berlangsung setiap minggu dengan produksi pisang dari kebun-kebun tersebut satu kelompoknya bisa mencapai satu ton.

``Kini produksi kami sudah menurun sangat drastis hingga 70 persen, biasanya kita bisa panen satu ton kini paling banyak hanya 30 hingga 40 kilogram, semua produksi terganggu karena virus sudah merusak bongkol dan karena daun pisang,`` terang Syafarin.

Lebih jauh dia menjelaskan, kasus ditemukannya virus tersebut sebenarnya sudah berlangsung setidaknya telah dimulai atau berawal pasca terjadinya gempa 7 skala Richter di Kerinci pada 1995 lalu.

Saat itu, kata Syafarin, serangan ditandai dengan rusaknya buah pisang, yang berubah jadi berwarna biru, ungu dan hitam, sementara pohon pisang mengeluarkan cairan yang berbau tak sedap, lalu daun mengelung dan layu seperti terkena hawa panas.

Lima tahun pasca serangan awal serangan serupa yang jauh lebih dahsyat terjadi, hingga sampai sekarang 70 persen tanaman pisang tidak bisa lagi menghasilkan buah yang sempurna.

``Kita sudah sedari awal melaporkan kejadian itu ke pihak Dinas Pertanian, mereka sudah turun dan melakukan penelitian intensif secara berkelanjutan hingga kini untuk mengobati tanaman,`` terangnya.

Tapi, tambahnya, petugas itu mengakui tak bisa bertindak lebih banyak untuk memusnahkan virus penyerang itu, dan dari petugas Distan itu lah petani mengaku itu adalah serangan virus. Karena itulah kini petani pisang tersebut sudah banyak yang meninggalkan kebunnya dan beralih kepada tanaman lain.

``Sekarang paling hanya tersisa satu atau dua kelompok yang masih bertahan menunggu produksi pisangnya yang selamat dari serangan virus itu, pasalnya berbagai macam bentuk upaya penanganan dan pengobatan telah dilakukan, mulai dari penyemprotan pengasapan dan lainnya,`` tambahnya.

Berbagai jenis pisang di tanam petani di kebun-kebunnya itu seperti pisang batu, pisang raja, pisang manis, pisang lilin, pisang lidi, pisang telur, pisang ungu, dan lainnya. (ANT144/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011